Bocah Obesitas Tanahlaut

Bocah Obesitas Tanahlaut, Berdiri Mesti Dibantu Orang Lain dengan Cara Begini

Memikul bobot badan yang mencapai 125 kilogram tentu tak mudah, sebagaimana yang kini dialami Ahmad Irwandi (13). Apalagi ketika kondisi badannya drop

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: M.Risman Noor
HUMPRO TALA
HM Noor saat bertandang ke kediaman bocah obesitas di Desa Kuringkit, Panyipata, Tala, Senin sore kemarin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Memikul bobot badan yang mencapai 125 kilogram tentu tak mudah, sebagaimana yang kini dialami Ahmad Irwandi (13). Apalagi ketika kondisi badannya drop.

"Sejak sekitar sebulan lalu susah makan. Jadi, ya berbaring saja di rumah," papar Irwandi Yusuf, paman Ahmad Irwandi, Selasa (3/11/2020).

Lantaran nafsu makan menurun, lanjutnya, kondisi badan keponakanya itu melemah. Sekadar untuk duduk dan berdiri secara mandiri pun kesulitan dan mesti dibantu orang lain (ibu).

Karena bobot badan bocah itu sangat berat, cara membantu duduk dan berdiri mesti menggunakan alat bantu berupa tapih atau sarung. 

Baca juga: Sempat Diguyur Hujan, Kunjungan Wisata saat Libur Panjang di Tanahlaut Tetap Ramai

Baca juga: Heboh Makam Keramat di Gunung Kayangan Tanahlaut, Ada yang Ngaku Dapat Wangsit

"Jadi, orang lain yang membantu duduk/berdiri turut masuk ke sarung. Setelah itu baru mairit (menarik)nya," papar Yusuf.

Dapat dibayangkan betapa repotnya ketika bocah obesitas itu kerap bolak-balok ke kamar kecil untuk buang air kecil atau air besar.

Beruntung sang ibu, Mardiah, sangat telaten dan sabar. Meski sang suami telah tiada, pekerja serabutan warga RT 8 RW I Desa Kuringkit, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut, Kalsel, itu, tetap tegar merawat sang anak.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved