Ekonomi dan Bisnis

Jelang Natal dan Tahun Baru, Kelompok Pakaian dan Transportasi di Kalsel Alami Inflasi

Bank Indonesia di Kalimantan Selatan sebut beberapa kelompok yang terkait keperluan menjelang hari besar keagamaan nasional mengalami inflasi.

Penulis: Mariana | Editor: Alpri Widianjono
KPW BI UNTUK BPOST GROUP
Pembudidayaan udang di Kotabaru klaster binaan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalimantan Selatan. 

Editor: Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Mendekati momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di Provinsi Kalimantan Selatan, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi.

Seiring dengan peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat, kelompok transportasi mengalami inflasi didorong oleh bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan peningkatan tarif angkutan udara.

"Pada November 2020 atau sebulan menjelang pergantian tahun, Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 0,69 persen mtm dan 0,88 persen ytd serta 1,31 persen yoy. Beberapa kelompok yang terkait keperluan menjelang HBKN, mengalami inflasi," kata Aman Lison Sembiring, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalimantan Selatan. kepada Banjarmasinpost.co.id, Selasa (15/12/2020).

Adapun inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau didorong oleh peningkatan harga komoditas daging ayam ras, bawang merah dan telur ayam ras.

Berdasarkan komoditas pendorong inflasi, bersumber dari angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras dan bahan bakar rumah tangga.

Baca juga: Tingkatkan Pelayanan di Daerah, Bank Kalsel Jalin Kerja Sama dengan Bumdes

Baca juga: Hasil Suara Pilkada Kalsel Masuk Hampir 90 Persen, BirinMu Ungguli H2D Versi SiRekap

Adapun komoditas yang menahan inflasi dengan andil terbesar adalah emas perhiasaan, sepeda motor, kacang panjang, bayam dan  ikan tongkol.

Secara keseluruhan, lanjut Kepala KPw BI Kalsel ini, inflasi Kalsel 2020 diprakirakan lebih rendah dari batas bawah sasaran inflasi nasional sebesar 3,0±1 persen.

Ia mengungkapkan, secara umum pasokan pangan di Kalsel masih terkendali dan stok yang ada masih mampu memenuhi keperluan masyarakat. 

Dalam rangka mendorong ketahanan pangan dan peningkatan produksi, KPw BI Kalsel telah melakukan pelatihan dan pendampingan kepada beberapa klaster binaan atau kelompok tani di sektor pertanian, peternakan, perikanan serta UMKM ekonomi kreatif. 

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain, pelatihan pembibitan dan budi daya udang windu di Unit Pelaksana Daerah (UPTD) Balai Benih dan Kesehatan Ikan (BBKI) Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru. Diikuti, 40 orang yang tergabung dalam tiga kelompok pembibitan udang dan 18 orang dari pembudidaya udang.

Baca juga: Selisih Suara Kecil, 62 Daerah Berpotensi Ajukan Sengketa Pilkada ke MK, Kalsel Salah Satunya

Baca juga: Disdikbud Kalsel Siap Usulkan 5000 Guru Honorer Menjadi PPPK

Selanjutnya pelatihan petani milenial 2020 di Kabupaten Tabalong. Peserta diberikan pelatihan penggunaan tiga jenis aplikasi digital yaitu aplikasi untuk petani, aplikasi untuk nelayan dan aplikasi untuk gembala yang berbasis android.

Harapan yang ada, para pengguna dapat memasukan data dan informasi ke dalam aplikasi tersebut terkait kegiatan usahanya mulai dari input sampai output.

"Serta, ada pelatihan budi daya secara organik kepada kelompok peternak itik balagung tambah jaya Desa Kayakah dan kelompok ternak Ayam Kaldo Ponpes Raudhatul Amin Desa Teluk Baru, di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada kestabilan harga pangan," pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved