Ancaman Buaya Muara di Kotabaru
Ganasnya Buaya Muara di Wilayah Rawa Kotabaru, ini Penyebab Perubahan Prilaku sang Pemangsa
salah satu indikator penyebab kemunculan buaya karena terganggunya habitat mereka, akibat perubahan lahan berubah fungsi menjadi lahan tambak.
Penulis: Herliansyah | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Kasi Konservasi Wilayah 3 Batulicin, BKSDA Kalsel Nikmat Hakim P mengatakan, salah satu indikator penyebab kemunculan buaya karena terganggunya habitat mereka, akibat perubahan lahan berubah fungsi menjadi lahan tambak.
Akibat kerusakan tempat menjadi habitat buaya, tidak hanya migrasi karena kekurangan makanan, namun perpindahan itu, sekaligus faktor pendorong perubahan prilaku buaya demi bertahan hidup.
"Ketika mendekati permukiman (mohon maaf), buaya lihat ada masyarakat melakukan aktivitas di sungai. Perubahan prilaku itulah, karena keterbatasan makanan," jelas Nikmat kepada banjarmasinpost.co.id.
Baca juga: Buaya Muara Masih Mengancam Warga di Wilayah Rawa Kotabaru, Pemanen Ikan Diterkam di Pinggir Sungai
Baca juga: Petugas Rebut Tubuh Korban Terkaman dari Mulut Buaya Muara di Kotabaru yang Semakin Ganas
Baca juga: Buaya Muara Masih Jadi Ancaman Warga di Wilayah Rawa Kotabaru, ini Tiga Daerah Rawan Serangan Buaya
Baca juga: Buaya Muara di Wilayah Rawa Kotabaru Semakin Ganas karena Habibatnya Terganggu
Terlebih saat musim bertelur, pun jelas Nikmat, buaya biasanya punya tempat khusus yang aman dan nyaman sebagai tempat bertelur.
"Biasanya tempatnya lebih landai dan terdapat ada pasir-pasirnya. Dan, biasanya di bawah permukiman (kolong rumah). Telur tidak dierami, ditinggal tapi dipantau dari kejauhan ya sekitar 15 meteran. Kondisi itu masyarakat jarang mengetahui," katanya.
Karena di saat menjaga telur itu, kadang induk buaya merasa terganggu.
"Kalau tidak terganggu, biasanya buaya juga tidak mengganggu. Saya sering membuktikan itu," pungkasnya.
BANJARMASINPOST.CO.ID/Helriansyah
