Ekonomi dan bisnis
Harga Kedelai Naik Rp 1000, Perajin Tempe di Banjarbaru Terpaksa Kurangi Volume
Perajin tempe di Banjarbaru terpaksa mengurangi ukuran tempe olahannya karena harga kedelai di pasaran naik.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Harga kedelai di pasar Banjarmasin merangkak naik. Semisal di beberapa penjual kios di Pasar Lima Banjarmasin harga per kilogram kedelai dipatok sebesar Rp 12.000.
Ini lebih tinggi dari sebelumnya yang biasa dijual Rp 10.000 atau Rp 11.500.
"Ya harga dari distributor juga naik pak, kami juga naikkan harga Rp 500 rupiah," kata Yani penjual di sentra Antasari.
Hal naikkan harga kedelai ini juga dibenarkan oleh distributor kedelai di Pasar Lima Banjarmasin, Sony.
Baca juga: Wajahnya Mirip Syahrini Belum Perawatan, Penjual Tempe Ingin Jumpa Istri Reino
Baca juga: TP PKK HSS Ciptakan Menu Longsing Sehati, Berbahan Singkong dan Tempe, ini Penampakannya
Sony menjelaskan memang kedelai di awal tahun Rp 7000. Namun setiap bulan naik harganya hingga di akhir tahun ke awal tahun 2021 ini harga terud naik dan sekarang dijual Rp 12.000. Kacang Kedelai Amerika Cap Bola,
"Kalau saya karena distributor menjual jual Rp 9.200 per kilo. Barang saya datangkan dari jawa dari
FKS Multi Agro, cap Bola. Saya beli nya dari importir per karung 50 kilo dengan harga yang sudah naik, jadi harga eceran pun naik," kata Sony.
Sekarang Sony mengaku tidak melakukan pembelian ke importir dulu dan memilih jual stok yang ada.
"Saya ada sekitar 50 ton. Dan informasi dari importir juga naik. Karena FKS juga beli di harga internasional," kata Sony yang mengaku rata-rata pembeli ya adalah perajin tempe tahu.
Sementara penjual tempe tahu di Banjarmasin dan Banjarbaru tidak seheboh di Jawa. Pedagang tempe tahu hanya menyesusaikan harganya. dan ada juga yang pilih mengurangi volume tempenya.
"Saya ambil per sepuluh biji tahu. Yakni tahu Sumedang saya jual Rp 5000. Saya di Pasar Bauntung Banjarbaru ini produsen tahu baru satu saja dan harganya masih sama tak naik. Yang lainnya masih belum karena harga kedelai naik itu," kata penjual tahu di pasar Bauntung Banjarbaru, Niken.
Sementara pengusaha tempe Rizky, Ifa di Kebun Karet, Banjarbaru memang sudah mengetahui memang harga kedelai semakin tinggi.
"Alhamdulillah barangnya (kedelai) ada saja. Tapi memang naik harganya. Saya belinya di Martapura per kilo Rp 9400. kalau dulu kan harganya Rp 7.400," kata Ifa.
Karena itu, sambung bu Ifa, kini terpaksa mengurangi ukuran tempe.
"Jadi yang tempe ukur 10 kali 10 sentimeter kini dikurangi volume ya jadi delapan kali delapan sentimeter. Jadi saya pilih kurangi volume dari pada menaikkan harga jual," kata Ifa yang mengaku sehari habis tiga karung kedelai.
Selain itu, juga ada Rahman mengaku pilih setop sementara produksi tahu mengingat harga kedelai yang melonjak tinggi.
Adapun Kepala Dinas Perdagangan Pemprov Kalsel, Birhasani menjelaskan bahwa berdasarkan monitoring di pasar di Banjarmasin harga kedelai hari ini terjadi kenaikan antara Rp 500 sampai Rp 1.000; sedangkan harga tahu dan tempe masih tidak terjadi kenaikan dari harga sebelumnya.
Menurutnya, untuk kedelai Indonesia memang sebagiannya masih impor, terutama dari Amerika. Mengingat sekarang ini permintaan China terhadap kedelai dari Amerika meningkat tajam, ini berpengaruh kepada Indonesia, mungkin harga beli China lebih baik dari kita.
Baca juga: Tempe Sambal Goreng Kering Bekal Anak Kos, Begini Resep Bahan dan Cara Mudah Membuatnya
Hal ini Juga disebabkan keterbatasan kontainer internasional/ekspor di Amerika Serikat sehingga berakibat lambatnya mendapatkan kontainer tersebut untuk tujuan Indonesia.
"Kondisi ini, berdampak kepada kurangnya pasokan kedelai ke industri-industri di Indonesia yang pada akhirnya berakibat naiknya harga kedelai sebagai bahan baku industri, " papar Birhasani. (banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)