Liga 1
Kekecewaan Persib Bandung dan Persebaya Sikapi Ketidakjelasan Bergulirnya Kompetisi Liga 1
Persib Bandung dan Persebaya Surabaya menunjukkan kekecewaannya atas tertundanya kompetisi Liga 1 2020
Sebelumnya, skuad Maung Bandung akan dikumpulkan kembali pada 4 Januari 2021, sejak mulai diliburkan pada awal November 2020.
Meski masa libur diperpanjang, para pemain Persib tetap diwajibkan menjalani program latihan mandiri.
Sikap Keras Persebaya Surabaya
Nasib kelanjutan kompetisi sepak bola Indonesia memasuki babak baru. Rencana melanjutkan kompetisi pada Februari, yang masih "kabur", membuat PSSI harus mengambil langkah.
Rencananya, PSSI akan menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) pada pertengahan Januari 2021.
Disebutkan oleh Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi, ada opsi untuk menghentikan kompetisi 2020 yang sudah ditangguhkan sejak bulan Maret lalu.
"PSSI menjadwalkan untuk menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) di pertengahan Januari 2021 untuk memutuskan kelanjutan Liga 1 dan 2 atau memberhentikan liga musim kompetisi 2020 berdasarkan situasi terkini," kata Yunus Nusi.
Melihat sikap dari PSSI tersebut, Sekretaris Persebaya Surabaya, Ram Surahman, merasa dejavu dengan kejadian yang sudah-sudah.
Dia pun meminta PSSI tak lagi memikirkan kelanjutan kompetisi.

"Kalau menurut kami, memang lebih baik dibubarkan. Kami sudah mengusulkan itu sejak lama. Ketika ngotot dilanjutkan kan kami menyarankan, sebaiknya ini tidak usah memaksa untuk dilanjutkan,” kata Ram Surahman kepada Kompas.com, Senin (4/1/2021).
"Artinya, Persebaya sendiri sudah jauh-jauh hari sudah mengingatkan, untuk apa sih ngotot melanjutkan kompetisi," katanya.
Bagi dia, sudah sangat terlambat jika kemudian PSSI baru membuat pertimbangan mengenai kelanjutan dan penghentian kompetisi.
Sebab, kondisinya sudah telanjur sangat kusut. Akan lebih baik jika PSSI mau mendengar saran dari Persebaya Surabaya untuk menghentikan kompetisi 2020.
"Sekarang ini dikatakan terlambat ya memang terlambat. Sudah berapa bulan ini waktu kami habis sia-sia," ujarnya.
Ram Surahman merasa andai dulu PSSI berani menghentikan kompetisi lebih awal, waktu-waktu yang ada bisa dimanfaatkan untuk menata ulang kompetisi.