Berita Batola
Takut Kena Virus Covid-19, Sebagian Orangtua di Batola Tak Izinkan Siswa Ikut Belajar Tatap Muka
Mulai, Senin (04/01/2021) kemarin, dua jenjang pendidikan di Kabupaten Barito Kuala resmi menggelar pembelajaran tatap muka.
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Mulai, Senin (04/01/2021) kemarin, dua jenjang pendidikan di Kabupaten Barito Kuala resmi menggelar pembelajaran tatap muka.
Dua jenjang pendidikan tersebut yakni tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat.
Diberlakukannya pembelajaran secara langsung ini berdasarkan Surat Edaran Bupati Batola Nomor 800/1386/Set-Disdik.
Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan setelah melalui beberapa rangkaian uji coba.
Di kedua tingkatan sekolah diberlakukan pembatasan murid yang masuk lokal belajar. Kisarannya hanya 50 persen kapasitas kelas agar ada batasan jarak ketika proses belajar mengajar.
Baca juga: Heboh Jenazah Pasien Covid-19 Tertukar, Begini Reaksi Wali Kota Bogor Bima Arya
Seperti yang diungkapkan Kepala sekolah SDN Anjir Serapat Lama, Syahminan, untuk siswa yang belajar tiap kelasnya dibatasi maksimalnya 10 siswa dan dibagi dua shift.
Sebelum memasuki kawasan sekolah juga diberlakukan pengecekan suhu tubuh, menggunakan masker dan mencuci tangan.
"Kita berlakukan pembatasan murid yang masuk. Termasuk diterapkannya jam pelajaran yang terbatas, yakni dari pukul 08.00 hingga pukul 10.00 Wita," ucap Syahminan.
Penerapan serupa juga dilakukan di SDN 2 Ulu Benteng Kecamatan Marabahan. Di hari pertama penerapan pembelajaran tatap muka berlangsung lancar, dengan maksimal siswa per kelas 10 orang.
Dari penuturan Hj Rini Herlina, kepsek SDN Ulu Benteng 2, meskipun telah diberlakukan pembelajaran luring, beberapa siswa masih belum mendapat izin dari orang tuanya.
Terkait keputusan itu, memang kembali kepada orang tua siswa masing-masing, jika keberatan maka tidak ada paksaan.
"Untuk SDN Ulu Benteng 2, memang tidak semua siswa berhadir. Dari total 337 siswa, 43 di antaranya memilih tidak mengikuti pembelajaran tatap muka," Beber Rini.
Sama halnya di SMPN 1 Marabahan, dari total 295 siswa, 222 di antaranya mengikuti pembelajaran tatap muka atau mengantongi surat pernyataan bersedia dari orang tuanya.
"Dalam pelaksanaan pembelajaran, kita sesuaikan saja. Siswa bisa memilih belajar tatap muka atau belajar dari rumah," Ujar Paiman, Kepsek SMPN 1 Marabahan.
