Saham Rekomendasi

Pemerintah Lakukan Pembatasan Kegiatan 2 Pekan, Saham-saham Ini Jadi Rekomendasi Analis

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, pembatasan akan menjadi sentimen pemberat bagi saham-saham ritel.

ISTIMEWA
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10/2020). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Dalam waktu dekat pemerintah akan memberlakukan pembatasan kegiatan sosial masyarakat di Jawa dan Bali.

Pembatasan ini sebagai upaya mengendalikan penularan Covid-19 yang jumlah kasusnya mengalami peningkatan signifikan pada libur Natal dan Tahun Baru belum lama ini.

Pembatasan dengan istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) itu akan berlangsung 11 - 25 Januari 2021.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, pembatasan akan menjadi sentimen pemberat bagi saham-saham ritel. Sebab, pembatasan kegiatan akan menekan daya beli masyarakat.

Baca juga: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Sebut Ekonomi Indonesia Mulai Pulih, Ini Indikatornya

Baca juga: VIRAL Vaksin Covid-19 Bisa Perpanjang Alat Vital Pria, Begini Kata Ahli Patologi Klinis UNS

Adapun mengacu data inflasi terakhir di bulan Desember 2020, penopang inflasi berasal dari core inflation. Dengan kata lain, masyarakat masih lebih terfokus untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Okie mengamati tekanan terhadap sektor ritel pun masih akan berlangsung hingga kuartal II 2021. Kendati emiten ritel sebenarnya sudah mulai beradaptasi dengan melakukan penjualan online, persaingan bisnis maupun produk akan menjadi lebih ketat.

"Hal tersebut berpotensi memberikan tekanan pada kinerja perusahaan. Kami lebih memilih wait and see pada saham-saham berbasis ritel," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/1).

Jurnalis memotret layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020).
Jurnalis memotret layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020). (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Walau diprediksi masih akan tertekan, Okie melihat titik terang berupa distribusi vaksin. Diharapkan vaksinasi dapat menjadi penopang naiknya kepercayaan konsumen yang telah turun sejak kuartal II 2020.

Di sisi lain, Okie melihat masih ada peluang untuk saham-saham di sektor telekomunikasi karena penggunaan data selama pembatasan kegiatan diperkirakan akan meningkat. Oleh karenanya, ia menjagokan saham TLKM dengan target harga 3.880 dan EXCL dengan target harga 3.380.

Selain saham sektor telekomunikasi, Okie juga mempertimbangakan saham sektor konstruksi. Menurutnya, saham sektor ini akan terdampak minim karena pemerintah tetap mengizinkan proyek konstruksi berjalan. Di samping itu, sektor konstruksi berpotensi mengantongi kontrak baru yang lebih tinggi dibanding tahun 2020.

Baca juga: Harga Emas Hampir Rp 1 Juta Per Gram Hari Ini, Emas Antam Turun Rp 10 Ribu

Baca juga: Hari Ini Harga Emas Antam Turun Rp 10.000 ke level Rp 971.000 Per Gram, Berikut Rinciannya

Sementara itu, Analis CSA Research Inistitute Reza Priyambada cenderung menjagokan saham-saham pertambangan di tengah pembatasan yang akan diterapkan pemerintah.

Menurutnya, saham pertambangan memiliki sentimen positif yang lebih kuat yakni harga-harga komoditas yang tengah membaik.

Sentimen itu cenderung mendominasi dibandingkan sentimen dari pembatasan aktivitas masyarakat. Oleh karenanya, Reza melirik MDKA dan ADRO dengan target harga masing-masing 3.100 dan 1.750.

Di sisi lain, Reza juga merekomendasikan saham-saham yang berkaitan dengan vaksinasi Covid-19, misalnya farmasi.

Ia cenderung menyukai saham sektor farmasi plat merah PEHA karena harganya yang belum naik tinggi, serta kinerjanya yang tidak buruk. Ia pun menjagokan PEHA dengan target harga 2.800.

* Berbagai Indikator Tunjukkan Ekonomi Indonesia Mulai Pulih dari Pandemi

Sementara itu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, berbagai indikator menunjukkan situasi perekonomian Indonesia mulai pulih dari pandemi Covid-19.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, satu di antaranya adalah neraca perdagangan surplus sepanjang 2020.

"Di sisi ekonomi, situasi perekonomian dari berbagai tren yang ada menunjukan tren positif. Kita punya perdagangan positif 17,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS)" ujarnya saat audiensi bersama Tribunnews, Kamis (7/1/2021).

Selain itu, Airlangga menjelaskan, cadangan devisa atau cadev Indonesia juga berada di level tinggi yakni 133 miliar dolar AS.

Kemudian, lanjutnya, dari sisi perbankan yakni sebanyak 15 perusahaan yang ada di tanah air sudah melakukan restrukturisasi kredit.

Airlangga menambahkan, pemerintah juga melakukan perlindungan sosial dan peningkatan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).

"Penyaluran KUR 199 persen dari Rp 190 triliun, bisa dilaksanakan tentu ada gairah kegiatan UMKM. Kemudian, komoditas yang menunjang PNBP harganya sedang bagus, harga nikel dan batu bara naik," pungkas Airlangga.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 5 Januari 2021, Tetap di Level Rp 975.000 Per Gram

Baca juga: Jokowi Wacanakan Locldown, Sri Mulyani Malah Sebut Soal Dampak Ekonomi

Artikel ini tayang di Kontan.co.id dengan judul Pembatasan kegiatan selama 2 pekan, saham-saham ini jadi pilihan analis dan di Tribunnews.com dengan judul Berbagai Indikator Tunjukkan Ekonomi Indonesia Mulai Pulih dari Pandemi

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved