Berita Internasional
Kasihan Trump, Orang-orang Terdekat Mulai Berpaling dan Perbuatannya Ibarat Senjata Makan Tuan
Partai Demokrat lebih tegas, mendorong pejabat pemerintah mengaktifkan Amendemen ke-25 yang menyatakan presiden tak lagi mampu menjalankan tugasnya.
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, WASHINGTON DC - Sebelum resmi lengser dari jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump masih mempunyai waktu dua minggu untuk jadi 'raja' AS.
Tatapi waktu dua minggu itu bakal tak bisa dinikmatinya Trump dengan tenang, karena berbagai gejolak mewarnai politik "Negeri Paman Sam" jelang kelengserannya.
Gejolak tersebut, seperti aksi Trump menggugat hasil Pilpres AS 2020 dan yang terbaru penyerbuan perusuh ke Gedung Capitol Hill.
Perbuatan nekat Trump itu awalnya ditanggapi dengan tenang oleh para petinggi AS, tetapi kesabaran mereka belakangan ini tampaknya sudah habis.
Baca juga: Pascainsiden di Capitol Building, Facebook dan Instagram Kunci Akun Trump Selama 2 Pekan ke Depan
Baca juga: Perusuh Pro Trump Serbu Gedung Capitol saat Dewan Sahkan Kemenangan Biden, Wanita Tewas Ditembak
Baca juga: Jadi Biang Rusuh di AS, Twitter Ancam Blokir Trump Selamanya, YouTube dan Facebook Menyusul
Lindsey Graham, senator senior AS dari South Carolina, mengatakan "Cukup, sudah cukup" di Kongres pada Kamis (7/1/2021) untuk menyelesaikan sertifikasi Joe Biden.
Di sekeliling mereka berserakan puing-puing bekas penyerbuan Capitol Hill, seperti pecahan kaca jendela dan peluru dari penembakan yang menewaskan seorang wanita.
Trump terisolasi
Dukungan untuk Trump semakin menipis di Gedung Putih, bahkan Partai Republik berpaling darinya.
Sementara itu, Partai Demokrat lebih tegas. Mereka mendorong pejabat pemerintah mengaktifkan Amendemen ke-25 yang menyatakan presiden tak lagi mampu menjalankan tugasnya.
"Presiden seharusnya tidak menjabat lagi, satu hari pun," kata Senator Chuck Schumer kemarin, yang akan memimpin Senat ketika mayoritas baru dari Demokrat mulai menjabat.
Ia meminta Wakil Presiden Mike Pence mengaktifkan Amendemen ke-25 dan segera mendepak Trump. Schumer berkata, alternatif bagi Kongres adalah berkumpul lagi untuk memakzulkan presiden.
Deretan orang dalam presiden ke-45 AS itu juga mulai mundur satu per satu. Terbaru, Mick Muvalney, kepala staf Trump, keluar pindah sebagai utusan untuk Irlandia Utara, lapor televisi CNBC.
Menurut Muvalney, satu per satu kepergian orang dekat Trump bisa diikuti eksodus lainnya sebelum pelantikan Biden pada 20 Januari.
"Bagi mereka yang memutuskan bertahan, dan saya sudah berbicara dengan sebagian dari mereka, memilih bertahan karena khawatir presiden bisa memasukkan orang yang lebih buruk," katanya dikutip dari AFP.
Sebelumnya pada Rabu (6/1/2021), Wakil Penasihat Keamanan Nasional Matt Pottinger sudah mengundurkan diri, diikuti Stephanie Grisham, juru bicara ibu negara Melania Trump.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/mungkinkah-donald-trump-mau-berbesar-hati-untuk-meninggalkan-gedung-putih.jpg)