Harga Emas Antam Hari Ini
Harga Emas Antam Hari Ini 26 Januari 2021, Stabil Rp 958.000 Per Gram
Harga emas batangan bersertifikat keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hari ini tak berbeda dari hari sebelumnya.
Perbedaan ini terjadi karena ada biaya tambahan untuk pencetakan, sehingga harga per gram emas Antam batang kecil lebih mahal dari batang yang lebih besar.
Harga yang ada di sini adalah harga per gram emas batang 1 kilogram yang biasa dijadikan patokan pelaku bisnis emas.
Baca juga: VIRAL- Wanita Ini Temukan Kalung Emas dalam Perut Ikan yang Dibelah, Langsung Menangis Tahu Faktanya
Baca juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Turun Rp 4.000, Emas Antam 2 Gram Jadi Rp 1.944.000
* Saham Aneka Tambang (ANTM) Direkomendasikan Beli
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) baru merilis laporan operasional yang belum diaudit kuartal IV tahun 2020. Perusahaan ini menunjukkan, kinerja ANTM yang luar biasa selama periode ini untuk tiga segmen bisnisnya yakni feronikel, bijih nikel dan emas.
Berdasarkan laporan operasional, produksi feronikel ANTM di kuartal IV tahun 2020 tercatat 6.837 ton, atau meningkat 466 ton setara tumbuh 7,3% secara qoq. Produksi bijih nikel ANTM juga menunjukkan peningkatan pada kuartal IV tahun 2020 yakni menjadi 416.917 ton atau naik 28% secara qoq.
Namun pada segmen emas, volume produksi ANTM turun 9,8% atau 1.350 oz di 4Q20. Di sisi volume penjualan, segmen emas stabil di 222.515 oz.
Produksi feronikel juga membukukan pertumbuhan triwulanan yang positif sebesar 2,7% qoq menjadi 6.639 ton sedangkan volume penjualan bijih nikel tumbuh sangat mencengangkan. Yakni naik dua kali lipat setiap tiga bulan dan mencapai 2 juta ton di kuartal IV tahun 2020.
Analis Sucor Sekuritas, Hasan dalam riset 22 Januari 2021 menyebut, volume bijih nikel ternyata jauh lebih tinggi dari yang diharapkan. Semula, Sucor memperkirakan, Antam hanya akan menjual bijih nikel pada level yang sama dengan angka kuartal III tahun 2020 yakni kurang lebih 1 juta ton.
"Hasilnya, kami menyesuaikan perkiraan volume bijih nikel di tahun 2020 menjadi 3,3 juta ton, atau naik 50% dari perkiraan sebelumnya," terang Hasan dalam riset.
Sucor melihat, permintaan bijih nikel dalam negeri meningkat dalam waktu dekat. "Melihat tahun 2021 dan 2022, kami yakin permintaan bijih nikel dalam negeri akan meningkat secara signifikan di tengah pertumbuhan yang luar biasa dari perkembangan industri Nickel Pig Iron (NPI) Indonesia," jelas Hasan.

Menurut Hasan, Indonesia akan menambah sekitar 120 juta ton kapasitas produksi NPI di tahun 2021 - 2022. Hasil olahan nikel yang sangat besar di Indonesia ini membawa kabar positif bagi Antam karena sudah tidak bisa lagi menjual bijihnya di pasar ekspor.
"Perkembangan positif telah tercermin dari bijih nikel ANTM. Volume penjualan sudah setara dengan volume perusahaan di saat pemerintah memberlakukan larangan ekspor bijih nikel pada Januari 2020," jelas Hasan dalam riset.
Mengingat cerita positif ini, Hasan mengerek volume penjualan bijih nikel untuk tahun 2021-2022 masing-masing sebesar 25% dan 20% menjadi 5 juta ton dan 6 juta ton. "Kami yakin asumsi volume penjualan ini cukup konservatif mengingat Antam bisa menjual sekitar 2 juta ton pada kuartal IV tahun 2020 dan permintaan bijih nikel domestik lebih tinggi di masa mendatang sejalan dengan selesainya proyek smelter nikel," jelas Hasan.
Apalagi menurut Sucor Sekuritas, Antam mendapat dukungan pemerintah untuk mengembangkan investasi smelter nikel. "Kisah menarik lainnya bersumber dari rencana pemerintah untuk membangun smelter nikel terbesar mengingat potensi sumber daya yang besar sekaligus untuk menunjang proyek mobil listrik nasional," terang Hasan.
Untuk itu, Pemerintah berperan aktif dalam pengelolaan industri pertambangan dan pengolahan smelter nikel. "Dalam hal ini, ANTM akan menjadi kunci penerima manfaat dengan investasi nikel sebab banyak perusahaan berbondong-bondong ke Indonesia karena setiap pabrik peleburan nikel membutuhkan bijih nikel," jelas Sucor.