Terapi Sengat Lebah untuk Stroke
Warga Banjarbaru ini Pernah Melakukan Terapi Sengat Lebah kepada Penderita Stroke, Begini Hasilnya
Arif Sugianto, Banjarbaru pernah melakukan terapi lebah kepada penderita stroke, setelah beberapa kali terapi, pasien itu sembuh
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Madu dari lebah mempunyai banyak khasiat dan manfaat.
Selain terkenal dengan khasiat yang bisa menambah imunitas tubuh, lebah dan sengatannya bisa digunakan praktik untuk kesembuhan bagi yang terserang stroke.
Terapi ini, juga sempat dilakukan oleh Arif Sugianto, Warga di Griya Ulin Permai Rt 4 Rw3 Kelurahan Landasan Ulin Timur Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, kepada seorang warga yang terserang stroke.
"Satu ketika ada orang minta sengatan lebah di beberapa titik tubuhnya. Itu disengatkan di beberapa bagian tubuh yang sulit digerakkan karena stroke. beberapa kali di beberapa titik dan akhirnya sembuh," cerita Arif Sugianto, Senin (8/3/2021).
Karena itu, Arif Sugiarto makin percaya apa yang disampaikan narasi yang disampaikan oleh orang terdahulu bahwa lebah bisa dimanfaatkan sebagai pengobatan.
Baca juga: Patroli Dialogis Polsek Banjarbaru Timur Sasar Kawasan Perkantoran Pemprov Kalsel di Banjarbaru
Baca juga: Begini Kondisi Lokasi Wisata Dadakan Viral di Lianganggang Banjarbaru Pascapenutupan
"Saya bukan dokter. Tapi ada saja yang memang terkadang minta sengatkan lebah untuk terapi ini," kata dia.
Dari literatur yang disebutkan di kompas. com, misalnya sengatan dan produk turunannya membantu mengatasi berbagai penyakit, dari alergi hingga gangguan saraf, dan meningkatkan daya tahan.
Pengobatan dengan lebah dan produknya disebut apiterapi.
Disebutkan dalam Alquran surat An Nahl ayat 68-69, di dalam madu lebah terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Produk turunan yang dihasilkan lebah ada 13 buah, di antaranya madu, propolis, royal jelly, pollen, bee venom, lilin lebah, madu sarang, roti lebah, larva lebah, dan phedra.
Kata aphitherapy (apiterapi) adalah perpaduan bahasa Latin, aphis berarti lebah dan therapy, pengobatan.
Apiterapi didefinisikan sebagai upaya pengobatan komplementer untuk tujuan prefentif, kuratif, dan rehabilitasi menggunakan lebah dan produk turunannya.
Penggunaan madu lebah untuk kesehatan, kata Dr. Adji Suranto, Sp.A, dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) DKI Jakarta, telah diketahui sejak ribuan tahun lalu.
Lukisan karang zaman batu (6000 SM) memperlihatkan kegiatan honey hunting.
Baca juga: Dinas Perkim dan LH Kabupaten HSU Cat Ulang Siring Dekat Taman Putri Junjung Buih
Bukti tertua penggunaan madu untuk mengobati infeksi kulit dan luka, borok, penyakit mata dan telinga, tertulis dalam keramik bangsa Samaria (2000 SM).
The Ebers Papyrus (1550 SM) mencatat resep-resep madu untuk pemakaian luar, yaitu untuk terapi kebotakan, luka bakar, abses, dan pereda nyeri.
Madu juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka usai pembedahan, termasuk sunat, supositoria, mengurangi peradangan, serta meredakan kaku sendi.
Hingga tahun 1990, katun yang direndam dalam jus lemon dan madu masih digunakan sebagai alat kontrasepsi.
Penggunaan sengat lebah untuk terapi nyeri sendi dan artritis telah lama dilakukan oleh bangsa Yunani.
Pelopornya adalah bapak kedokteran modern, Hippocrates. Tahun 1888, Dr. Philip Tere dari Perancis meneliti hubungan antara sengat lebah dan rematik.
(banjarmasinpost.co.id /Nurholis Huda).