Radap Rahayu, Tari Klasik Kalsel yang Sering Ditampilkan Menyambut Tamu Penting, ini Kisahnya

Tari Radap Rahayu sering ditampilkan pada upacara penyambutan, tarian klasik ini awalnya bersifat sakral untuk menolak bala dalam tradisi Tapung Tawar

Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/m risman noor
Tarian Banjar, Radap Rahayu 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Hingga saat ini tarian klasik Kalimantan Selatan masih tetap dilestarikan dan selalu ditampilkan dalam acara resmi seperti penyambutan tamu dari luar maupun peresmian gedung dan instansi.

Salah satu tarian tradisional Banjar yang masih lestari adalah Tari Radap Rahayu.

Menurut Ruspandi, Ketua Sanggar Tari Bunga Anggrek Banjarmasin, Tarian Radap Rahayu merupakan tarian klasik yang awalnya bersifat sakral untuk menolak bala dalam tradisi Tapung Tawar.

Baca juga: Angkat Legenda Pulau Suwangi, Sanggar Saijaan Kotabaru Juara di Festival Tari Daerah se Kalsel

Baca juga: Asal Usul Pulau Kembang dalam Tari Talabet Karya Sanggar Ije Jela Batola

Baca juga: Terinspirasi Kisah Kain Sasirangan, Sanggar Seni Nuan Banjarmasin Tampilkan Tari Pusaka Batuah

"Menceritakan turunnya para bidadari ke dunia untuk memberi keselamatan. Penarinya ganjil dan tersaji dengan selingan syair yang isinya mengundang makhluk-makhluk halus, khususnya pada gerak Tapung Tawar," katanya.

Meski sempat mengalami mati suri, tarian ini hadir kembali pada tahun 1928 melalui Kiai Amir Hasan Bondan.

Seiring perkembangan, tarian tradisional Kalimantan khas Banjar ini pun mengalami banyak perubahan, tidak terkecuali perubahan fungsionalitasnya.

Saat ini, Radap Rahayu hanya berfungsi sebagai tari penyambutan.

(banjarmasin post.co.id/syaiful anwar)
--

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved