Berita Banjarbaru
Akurasi Hasil Swab Test Membingungkan, Anggota DPRD Banjarbaru Ini Sebut Sering Bias
Anggota DPRD Banjarbaru H. Takyin Baskoro Akurasi peralatan yang digunakan RT-PCR akhir-akhir ini banyak dipertanyakan. Hasilnya sering bias
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Hari Widodo
"Akibat kejadian ini lalu saya timbul pikiran macam macam apa ini sengaja mempositifkan orang untuk memanfaatkan anggaran Covid 19," kata dia.
Emi menjelaskan usai dinyatakan positif tes PCR di RSD Idaman pada 31 Maret, besoknya dia melakukan swab antigen yang keakuratannya mendekati hasil swab PCR.
"Saya tes di laboratorium Banjarbaru hasilnya negatif bahkan virus hanya terlihat 0,04 persen. Sementara untuk vonis positif minimal 25 persen," sebut dia.
Emi lalu kembali melanjutkan swab PCR di laboratorium Banjarmasin hasilnya pun negatif.
Atas hasil berbeda ini Emi lalu mempertanyakan ke Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru Rizana Mirza yang justru memvonis dia positif sesuai hasil tes di RSD Idaman.
"Ada surat lembaga DPRD yang dikeluarkan pasca kelima anggota dewan ini di nyatakan positif yang isinya untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.Yang artinya ini hanya merujuk pada hasil PCR BBTKL," tambah dia.
Emi pun bingung indikasi apa sehingga dia dinyatakan positif sementara dua baik tes lain hasilnya negatif.
"Yang saya ingin tanyakan bagaimana SOP nya memutuskan saya positif jika acuannya hasil tes RSD Idaman bearti laboratorium tempat saya tes tidak sah ya," ujar dia.
Baca juga: GTPP Covid-19 Tabalong Kembali Kirimkan 172 Spesimen Swab Test Hasil Tracking
Emi pun curiga hasil beda ini akibat alat tes PCR di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kalimantan Selatan yang lama tidak diperbaharui.
"Kita minta alat di BBTKL di kalibrasi dan di lakukan pengecekan tingkat akurasinya. Agar tdk terjadi kesalahan hasil yang bisa membuat orang sehat di nyatakan positif," kata Emi.
(Banjarmasin post.co.id/Khairil Rahim)