Berita Banjarmasin
Si Putri Tidur Banjarmasin Kembali Terlelap Seminggu, Ketua IDI Kalsel: Ini Kasus Langka
Putri Tidur asal Banjarmasin yakni Siti Raisa Miranda atau yang akrab disapa Echa kembali terlelap sekitar sepekan terakhir.
Penulis: Frans Rumbon | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Putri Tidur asal Banjarmasin yakni Siti Raisa Miranda atau yang akrab disapa Echa kembali terlelap sekitar sepekan terakhir.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Selatan (Kalsel), dr HM Rudiansyah MKes SpPD.KGH mengatakan kasus yang dialami oleh remaja berusia 17 tahun ini terbilang langka.
Berdasarkan beberapa literatur, memang ada disebutkan syndrome tidur berlebihan yang dikenal dengan Hipersomnia yang disebabkan trypanosoma dan ditularkan melalui gigitan lalat tsetse.
"Itu berhubungan dengan infeksi di Afrika. Cuman untuk kasus ini (Echa, red) sepertinya bukan kasus infeksi dan mungkin berhubungan dengan gangguan atau kelainan di otak," katanya.
Baca juga: VIDEO Echa Si Putri Tidur Asal Banjarmasin Kembali Terlelap
Baca juga: Echa Si Putri Tidur Asal Banjarmasin Kembali Terlelap Seminggu, Pernah Tidur 13 Hari Pada 2017 Silam
dokter Rudiansyah pun memperkirakan bahwa kasus yang dialami oleh Echa ini lebih mengarah pada Kleine-Levin Syndrome.
"Memang ada yang disebut dengan Kleine Levin Syndrome, dimana kondisi seseorang tidur dalam waktu lama tapi secara umum kondisinya bagus saja, dan tidak bisa menahan rasa ngantuknya," jelasnya.
Meskipun demikian, dokter Rudiansyah mengatakan untuk mengetahui secara pasti kasus yang dialami Echa ini perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Memang mengarah kesana, tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut. Dan memang sulit untuk menemukan kelainan di otak, apabila bentuknya kecil misalnya ada gumpalan darah kecil di otak dan kemudian merangsang syaraf tidurnya dan sebagainya. Makanya perlu dilakukan pemeriksaan citiscan maupun MRI dengan lebih detil," jelasnya.
Lebih lanjut dokter Rudiansyah mengatakan, apabila nantinya apakah ada gangguan di otak, misalnya tumor kecil dan sebagainya maka baru bisa mengambil tindakan selanjutnya.
"Kalau ada tumor kecil atau ada gumpalan darah di otak dan sebagainya, tentu bisa dilakukan operasi tapi tentu itu pun juga sangat riskan juga. Kalau resiko lebih besar, tentu lebih baik tidak usah dilakukan," katanya.
Disinggung apakah kondisi yang dialami Echa ini bisa terus terulang, dokter Rudiansyah pun mengatakan tentu saja bisa.
"Bisa saja itu akan terulang. Apalagi kan dia (Echa, red) pernah tertidur sampai 13 hari pada 2017 lalu," pungkasnya.(Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)
