Berita Tanahlaut

Sebelum Akhiri Hidup dengan Gantung Diri, Petani Tala ini Mengeluh Tak Sanggup Lagi

Petani Tala mengakhiri hidupnya dengan gantung diri lantaran tak tahan lagi menahan derita sakit stroke yang dialami sejak beberapa tahun terakhir

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
ISTIMEWA/TONY P
Suasana berkabung di rumah duka di RT 15 Blok 1A Desa Tanjung... 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Akhir hidup Misno (65), warga Desa Tanjung, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Secara mengejutkan, petani lanjut usia itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa tergantung di ruang belakang di rumahnya di lingkungan RT 15 Blok 1A, Kamis sore kemarin.

Diduga ia mengakhiri hidupnya lantaran tak tahan lagi menahan derita sakit stroke yang dialami sejak beberapa tahun terakhir.

"Almarhum sudah enam tahun kena stoke. Sudah berobat sana sini tapi tak sembuh-sembuh," ucap Kepala Desa Tanjung, Kandar, kepada banjarmasinpost.co.id, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Petani Tala Meninggal Gantung Diri, Diduga Hal ini Penyebabnya

Baca juga: Sadar Terlarang, Warga di Kecamatan Kurau Tanahlaut Serahkan Perlengkapan Setrum Ikan

Akibat stroke menahun tersebut, lanjut Kandar, warganya itu tak bisa beraktivitas.

Pasalnya, kedua kaki menjadi sulit digerakkan.

Bahkan sebelum kemudian ditemukan meminggal gantung diri, Misno sempat mengutarakan keluh kesah dan kegalauan hatinya pada sang istri, Sumariyani (62).

"Rasanya saya sudah tak sanggup hidup lagi. Begitu cerita istri almarhum kepada kami," ucap Kandar.

DERITA sakit fisik yang dialami Misno (65) tak cuma akibat stroke semata.

Lebih dari itu ada beberapa keluhan lainnya.

"Setahu saya, almarhum mengalami komplikasi. Kena hernia juga, lalu tumor di leher serta paru-paru," papar Kandar, kepala Desa Tanjung, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Tiadakan Safari Ramadan, Bupati Batola Imbau Pengurus Mesjid Taati Prokes Saat Peribadatan

Dikatakannya, sejak sekitar dua hari yang lalu almarhum mengeluh kesulitan buang air kecil.

Hal itu tentu membuat kondisi tubuh kian tak nyaman.

"Padahal rencananya besok itu oleh anak-anak almarhum hendak dibawa ke rumah sakit di Pelaihari untuk diobatkan," papar Kandar.

Namun belum sempat dibawa ke rumah sakit, nasib berkata lain. Misno menutup mata selamanya, meninggal gantung diri di ruang belakang rumahnya di lingkungan RT 15 Blok 1A, Kamis sore menjelang petang.

Malam tadi setelah salat tarawih, warga setempat mengebumikan jenazah Misno di pekuburan umum Desa Tanjung di Blok 1B.

Semasa hidupnya, Misno (65) dikenal sebagai warga yang baik.

Baca juga: Hindari Hoaks, Kadiskominfosantik Kalteng Imbau Warganet Teliti Informasi di Medsos

Ia termasuk petani yang tekun di Desa Tanjung, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).

Namun sejak stroke mendera, Misno tak berdaya.

Kedua kakinya sulit digerakkan sehingga membuat keseharian hidupnya hanya dihabiskan di dalam rumah.

Cukup lama ia mengalami stroke, sejak sekitar enam tahun silam dan tak kunjung sembuh hingga akhirnya ia ditemukan meninggal gantung diri, Kamis sore menjelang petang kemarin.

"Almarhum meninggalkan tiga orang anak. Namun semua anak beliau telah mandiri dan berkeluarga," sebut Kandar, kepala Desa Tanjung, Jumat (16/4/2021).

Selama ini di rumah yang dihuni di lingkungan RT 15 Blok 1A, sebut Kandar, almarhum tinggal berdua dengan sang istri, Sumariyani (62).

(Banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved