Berita Tanahlaut

Debu Beterbangan di Jalur Alternatif Atilam hingga Atuatu, Begini Penjelasan PUPRP Tala

Menanggapi keluhan warga tentang polusi udara di jalur alternatif Atilam hingga Atuatu, Dinas PUPRP Tala mengatakan akan melakukan pengaspalan

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Warga di jalur alternatif, Atilam-Kunyit, memajang baliho/banner meminta pengendara tidak laju untuk mengurangi paparan debu di rumah-rumah setempat. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Polusi udara kini kian menjadi di jalur alternatif menuju Kota Pelaihari yakni di Atilam-Kunyit. Debu beterbangan mengotori rumah warga di kanan kiri jalan setempat.

Bahkan belakangan ini debu juga mulai kerap menyubungi rumah warga hingga di Desa Atuatu Kecamatan Pelaihari.

Desa ini adalah perlintasan akhir yang dilalui pengendara untuk menjangkau Kota Pelaihari.

Lebih dari itu, bahkan ada kaca rumah warga yang pecah akibat terhantam batu yang terlempar dari badan jalan akibat terlindas ban kendaraan bermotor yang melaju cepat. termasuk di sosial media.

Baca juga: Pasien Meninggal akibat Covid-19 di Tanahlaut Bertambah, Pelaihari Tetap Kasus Tertinggi

Selain berharap para pengendara bergerak pelan, pemerintah juga diharapkan turun tangan.

Mengenai hal itu ketika dikonfirmasi via telepon, Kepala Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan Tala Dwi Hadi Putra mengatakan upaya mengurangi debu yang beterbangan telah dilakukan.

"Terkait penyiraman dii wilayah Desa Atuatu sudah kami lakukan peyiraman," ucap Dwi, Kamis (22/4/2021).

Pejabat eselon III di Bumi Tuntung Pandang ini mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Atuatu untuk teknis penyiraman di jalan poros setempat.

Dwi menerangkan pada tahun ini juga jalur alternatif tersebut akan diperbaiki melalui pengaspalan.

Baca juga: Jalur Alternatif Atilam-Kunyit Kian Berdebu Pusingkan Warga, DPRD Tala Sarankan Hal ini pada Pemkab

Dengan begitu kelak persoalan debu akan teratasi secara memadai.

Dikatakannya, anggaran peningkatan jalan tersebut menggunakan anggaran belanja tak terduga (BTT).

"Untuk Pabahaanan (Atilam)-Kunyit sepanjang 5,3 kilometer kurang lebih perlu dana sekitar Rp 5,3 miliar," jelasnya.

Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Tala H Arkani ketika dikonfirmasi membenarkan pihaknya telah menyetujui penggunaan BTT untuk peningkatan jalur alternatif tersebut.

Hasil rapat Komisi 3 DPRD Tala dengan PUPR pascabanjir beberapa waktu lalu, sebut Arkani, memang dibahas masalah jalan.

Baca juga: Bandara Internasional Syamsuddin Noor akan Launching Layanan GeNose C19 di Terminal Kedatangan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved