Video Viral
Awan Berbentuk Kapal Selam di Langit Bali Jadi Viral, Direkam di Pantai Sanur
Awan berbentuk kapal selam jadi viral. Warganet pun langsung teringat dengan KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perariran utara Bali
Editor : Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebuah video yang merekam awan berbentuk kapal selam menjadi viral di media sosial. Terlebih, awan itu direkam dari Pantai Sanur Bali.
Warganet pun langsung teringat dengan KRI Nanggala-402 yang belum lama ini mengalami insiden dan tenggelam di perariran utara Bali.
Dalam insiden itu 53 orang awak kapal selam Nanggala dinyatakan gugur.
Insiden tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 itu pun seolah menjadi duka nasional warga di Indonesia.
Kini, keajaiban dinilai terjadi di langit Bali. Fenomena awan mirip kapal selam itu direkam oleh akun Instagram Arik Andrawan pada 2 hari lalu, Selasa (27/4/2021) dan langsung menjadi perbincangan warganet.
Baca juga: Capres Nurhadi Dildo Terancam 6 Tahun Penjara, Komentar Tak Senonoh Soal KRI Nanggala 402 Viral
Baca juga: Viral Anak Buang Ibu ke Jalan, Satu Jam 117 Pasien Covid-19 di India Meninggal
Baca juga: Aksi Iis Dahlia Hentikan Peserta Saat Nyanyi di Acara Live Viral, Ibu Salsha: Mau Kayak Nissa Sabyan
Dalam video itu terlihat awan yang sangat mirip dengan kapal selam, dengan bentuk yang memanjang lalu ada bagian yang yang muncul ke atas.
Si perekam menganggap kalau penampakan awan berbentuk kapal selam tersebut mirip kapal selam KRI Nanggala 402 yang dinyatakan karam.
Diketahui KRI Nanggala 402 dilaporkan hilang kontak di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) dini hari.
Banyak pula netizen yang menganggap awan tersebut mirip dengan KRI Nanggala 402.
Dikutip dari Kompas.com, menurut prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Putu Agus Dedi Permana, fenomena awan tersebut tak lepas dari pengaruh pergerakan angin.
"Jadi bentuk itu sangat bergantung dengan pergerakan angin, pergerakan uap air, dan jumlah uap air di wilayah tersebut," katanya saat dihubungi.
Proses pembentukan awan Menurut Putu Agus, pembentukan awan adalah bagian dari siklus air.
Siklus air diawali dengan proses pemanasan dari penyinaran matahari ke permukaan bumi yang mengandung sumber air, antara lain di wilayah laut, danau, sungai, dan tempat lainnya.
Proses pemanasan itu, menurutnya, akan menimbulkan perubahan dari fase air ke uap air. Lalu, uap air akan bergerak ke atas.
"Pergerakan uap air ini semakin lama semakin ke atas," kata dia. Seperti diketahui, atmosfer bagian atas suhunya semakin dingin. Hal ini membuat uap air yang bergerak hingga ke bagian atas atmosfer akan mencapai suhu dingin tertentu. Setelah titik itu tercapai, uap air ini akan menjadi titik air dan kumpulan titik air membentuk embun dan muncul awan.
Arik menjelaskan, video itu diambil saat waktu matahari terbit di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Minggu (25/4/2021).
Arik mengaku tak sengaja ketika merekam awan itu. Dirinya baru tersadar setelah melihat hasil rekamannya.
"Ambil video itu pas tanggal 25, di mana kapal Nanggala-402 ditemukan. Saya enggak sengaja bikin video itu," katanya, Selasa (27/4/2021) malam.
"Saya saja awalnya enggak ngeh (mengerti) kalau ada awan berbentuk kapal Nanggala," kata dia.
Foto dan Kronologi Tenggelamnya KRI Nanggala 402
Setelah pencarian empat hari, akhirnya badan kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan di kedalaman 838 meter Perairan Utara Bali pada Minggu (25/4/2021) pagi.
Dari pencarian itu, diketahui kapal selam KRI Nanggala-402 terbelah tiga dan ada bagian yang terlepas dari badan utama sejauh beberapa puluh meter.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjelaskan kronologi temuan KRI Nanggala-402.
Baca juga: Polisi Komen Negatif KRI Nanggala-402 Jadi Tersangka, Selain Itu Siap Hadapi Sidang Kode Etik
Baca juga: Firasat dari Pesan di HP Awak KRI Nanggala 402, Serda Eta Misnari Minta Istri Jangan Lupakan Sholat
Yudo menjelaskan, mulanya pada sekitar pukul 01.00 WITA, KRI Rigel dengan alat alat multi beam echo sounder menemukan kontak bawah laut yang signifikan terhadap posisi KRI Nanggala-402 di kedalaman 830 meter.
"Pada hari ini, Minggu 25 April 2021, pukul 01.00 WITa, di mana KRI Rigel yang telah melaksanakan Multibeam Echosounder, melaksanakan kontak bawah air di sekitar posisi tenggelamnya KRI Nanggala-402 pertama kali diketahui pada kedalaman 800 meter," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (25/4/2021).
KRI Rigel tidak memiliki kemampuan untuk menangkap visual di kedalaman lebih 830 meter sehingga pada pukul 07.37 WITa, diturunkan remote operation vehicle (ROV) dari kapal Singapura MV Swift Rescue untuk memastikan temuan KRI Rigel.
Pada pukul 09.04 Wita, ROV Singapura berhasil mendapatkan visual pada posisi 07' 48' Selatan dan 114' 51" Timur dari datum tempat tenggelamnya KRI Nanggala. Titik itu berjarak sekitar 1.500 yard arah selatan.
Pada pukul 09.04 WITa, ROV kapal MV Swift Rescue milik Singapura berhasil menangkap visual KRI Nanggala yang tenggelam di dasar laut Perairan Utara Bali tersebut.
Kapal selam tersebut berada di posisi 07' 48' Selatan dan 114' 51" Timur dari datum tempat tenggelamnya KRI Nanggala dan titik itu berjarak sekitar 1.500 yard arah selatan.
Dari visual tangkapan ROV, tampak badan kapal selam KRI Nanggala-402 telah terbelah menjadi tiga bagian dan ada beberapa bagian yang terlepas dari badan utama.
"Dari tempat tenggelamnya KRI Nanggala-402 berjarak kurang lebih 1.500 yard di selatan pada kedalaman 838 meter, terdapat bagian-bagian KRI Nanggala-402."
"KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian," ungkapnya.

Yudo mengungkapkan terdapat bagian belakang kapal selam yang tak berbadan tekan, terlepas dari badan utama. Bagian yang terlepas itu di antaranya merupakan kemudi horizontal dan vertikal.
"Ini badan kapal, bagian buritan kapal. Ini lepas dari badan utamanya yang berbadan tekan," ujar Yudo saat menunjukkan visual tangkapan ROV.
Dengan kondisi tersebut, sangat kecil kemungkinan awak KRI Nanggala dapat bertahan hidup mengingat besarnya tekanan hidrostatis air di bawah laut dan habisnya stok oksigen.
"Dalam kondisi subsunk (tenggelam) pada kedalaman 838 meter, sangat kecil kemungkinan awak KRI Nanggala-402 dapat diselamatkan," lanjut Yudo.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, bagian KRI Nanggala-402 telah ditemukan.
Ia lalu menyampaikan, KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan seluruh awak kapal gugur.
"Meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selang timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal."
"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," ungkapnya dalam konferensi pers, Minggu.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, Kapal Selam KRI Nanggala-402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapal telah gugur. (Tangkap layar YouTube Kompas TV)
Pihaknya menyampaikan duka mendalam atas gugurnya 53 awak kapal KRI Nanggala-402.
"Oleh karena itu, dengan kesedihan yang mendalam, selaku Panglima TNI, saya nyatakan bahwa 53 personel telah gugur," jelasnya.
"Prajurit-prajurit terbaik telah gugur saat melaksanakan tugas di Perairan Utara Bali."
"Selaku Panglima TNI saya menyampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur," imbuhnya.
Diketahui, KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak di Perairan Utara Bali pada Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 WIB.
Kapal selam buatan Jerman tahun 1979 tersebut hilang kontak saat melaksanakan latihan penembakan Torpedo SUT kepala latihan di daerah latihan kapal selam TNI AL di laut Bali.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KRONOLOGI Bagian KRI Nanggala-402 Ditemukan, Tenggelam di Kedalaman 838 M, Terbelah Menjadi 3 Bagian dan di Kompas.com dengan judul "Fenomena Awan Mirip Kapal Selam di Bali, Kata Ahli hingga Viral di Media Sosial"