Berita Tanahlaiut

Ekonomi Orangtua Terpuruk, Balita Korban Kekerasan di Kintap Kadang Cuma Minum Air Putih Bergula

Pascakekerasan yang dialaminya, Muhammad Jailani, bocah 1,1 tahun asal Tala kini tinggal bersama sang ayah dalam keadaan ekonomi yang tak menentu

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
WIYANTI MELANSARI UNTUK BPOST GROUP
Kabid P3A Tala Wiyanti Melansari (tengah) berkunjung sekaligus menyerahkan dokumen kependudukan kepada orangtua balita korban kekerasan, tiga hari lalu. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pascakekerasan dalam rumah tangga yang dialami beberapa bulan lalu, kehidupan Muhammad Jailani (1,1) di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), kini dalam kesahajaan.

Fakta memiriskan hati dilihat pejabat Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Tala saat kembali menyambangi balita itu, lima hari lalu.

"Balita itu ngedot yang isinya air putih bergula. Itu yang kami lihat kemarin itu. Sungguh hal itu membuat kami terenyuh," ucap Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Tala Wiyanti Melansari, Senin (24/5/2021).

Dirinya pun spontan memberikan bantuan uang seadanya kepada orangtua (ayah) balita itu.

Baca juga: Glamping Pantai Batakan Baru Tanahlaut Segera Dipasang, Saat ini Masih Proses Modifikasi

Baca juga: Jalan Kebun Sawit Menuju Tebingsiring Dijanjikan Diperkeras, Dewan Tala Kawal Realisasinya

Meski nilainya tak seberapa, namum setidaknya diharapkan bisa digunakan untuk membeli susu formula.

Pejabat eselon III yang akrab disapa Melan ini menuturkan orangtua balita itu--Saripudin (39)--mengaku belum bisa beraktivitas secara memadai karena sang anak belum dapat ditinggalkan terlalu lama.

"Katanya baru bisa berjualan ikan keliling mencari nafkah dua minggu sekali," papar Melan.

Beberapa waktu lalu, awal April, kepada banjarmasinpost.co.id, Saripudin mengatakan sang anak sangat lengket padanya.

Tak mau ditinggalkan sehingga sementara waktu dirinya terpaksa lebih banyak berada di rumah.

Baca juga: Narkoba Kalteng, Pengedar Sabu di Sampit Kotim Ditangkap saat Tiduran di Rumahnya

Baca juga: Penjabat Gubernur Pastikan Lokasi PSU Pilgub Kalsel Diliburkan

Pemenuhan kebutuhan keseharian, termasuk susu sang anak, dibantu orangtuanya.

Saat itu saja, ia telah sekitar 20 hari tak bisa bekerja (berjualan ikan keliling kampung).

Melan berharap pihak-pihak terkait turut peduli terhadap kesahajaan hidup balita tersebut.

Pasalnya pada usia balita sangat memerlukan asupan gizi yang memadai.

Apalagi pascainsiden kekerasan dalam rumah tangga yang dialami beberapa bulan lalu, balita itu tak lagi minum ASI mengingat orangtua pisah ranjang.

Balita itu saat ini hidup bersama sang ayah.

"Kami mengetuk pintu hati kita semua untuk mengulurkan tangan. Semoga kalangan perusahaan di Kintap juga bisa membantu," ucapnya.

(Banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved