Berita Tanahlaut
Batuampar hingga Perbatasan Jorong Tanahlaut Diplot Jadi Penyangga Pangan Ibu Kota
Tanahlaut mulai menyiapkan diri menjadi salah satu daerah penyangga pangan ibu kota baru, sekaligus menindaklanjuti program food estate
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Ditetapkannya Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibu kota negara turut direspons Pemerintah Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).
Daerah ini sekarang mulai menyiapkan diri menjadi salah satu daerah penyangga pangan ibu kota baru tersebut.
Hal itu sekaligus menindaklanjuti program food estate yang digaungkan pemerintah pusat terhadap daerah sekitar.
Merujuk data pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tala, Kamis (27/5/2021), kawasan untuk menopang food estate tersebut bahkan telah ditetapkan.
Baca juga: Peremajaan Sawit di Tanahlaut Terus Berlanjut, Tahun ini Ditarget Seribu Hektare
Baca juga: Petugas Gabungan Tala Tertibkan Pasar Pelaihari, Lapak di Saluran Drainase Langsung Dibongkar
Lokasinya meliputi wilayah Kecamatan Panyipatan, Batuampar hingga perbatasan Kecamatan Jorong.
Ketiga wilayah ini difokuskan untuk pengembangan grand farm di Tala.
Hal itu turut melegakan warga Tala.
"Bagus lah kalau ada proram semacam itu. Pasti nanti akan membuka peluang usaha baru baru masyarakat," ucap Salman, warga Pelaihari.
Sebelumnya Ketua DPRD Tala Muslimin juga menyetuskan perlunya penetapan lumbung pangan cadangan di wilayah Kecamatan Jorong dan Kintap.
Terutama untuk pengembangan tanaman padi sebagai cadangan ketika lumbung beras di Kecamatan Kurau dan Bumimakmur dilanda puso akibat bencana alam.
Baca juga: Masifkan Pencegahan Covid-19, Satgas Palangkaraya Wajibkan Pelanggar Prokes Tes Antigen
Muslimin berpendapat selama ini tanaman padi di dua kecamatan tersebut juga telah dikembangkan masyarakat meski tidak terlalu luas.
Yang pasti, lahan untuk pengembangan padi masih cukup luas.
Kepala Bappeda Tala Andris Evony menerangkan gagasan tersebut bagus saja.
Hanya saja perlu kajian teknis, termasuk mempertimbangkan tata ruang.
Berdasar tata ruang, jelasnya, wilayah Jorong dan Kintap ditetapkan sebagai kawasan industri sedang dan berat setelah Kecamatan Batibati dan Tambangulang tak bisa lagi menopang pengembangan industri ringan dan sedang.
Lalu, Kecamatan Bajuin dan Panyipatan untuk pengemangan agroindistri.
Baca juga: Air Luberan Sungai Kahayan Masih Menggenangi Jalan Bukitrawi Pulangpisau Kalteng
Tanaman pangan khususnya padi difokuskan di Kecamatan Kurau dan Bumimakmur.
"Kecamatan Takisung dan Panyipatan saat ini pelan-pelan juga mulai bergerak menjadi penyangga pangan di Tala," sebut Andris.
Dikatakannya, meski wilayah Kecamatan Batuampar dan Panyipatan bukan lumbung pangan tapi telah dicanangkan sebagai food estate penyangga pangan ibu kota negara baru.
"Itu nanti dalam dukungan Kementerian Pertanian. Mulai dari penggunaan bibit unggul, mekanisasinya hingga kelompok tani yang didorong menjadi korporasi berbadan hukum," paparnya.
Bakal ada pembinaan secara intens sejak tahapan penanaman hingga panen sehingga petani mendapat keuntungan menggiurkan dan terhindar dari risiko kerugian.
"Yang sering terjadi kan ketika panen hasilnya bagus tapi benefit yang didperoleh kecil bahkan merugi akinat harga murah. Nah, hal seperti itu tidak akan terjadi pada program food estate itu," tandasnya.
Grand farm di wilayah Kecamatan Panyipatan, Batuampar hingga perbatasam Jorong tersebut diplot seluas sekitat 10 ribu hektare.
"Komoditasnya berupa tanaman jagung dan penyangganya padi. Mengapa jagung, karena wilayah itu dataran tinggi sehingga cocok untuk jagung," pungkas Andris.
(Banjarmasinpost.co.id/roy)
