Hari Lahir Pancasila
Filosofi Baju Adat Tanah Bumbu, Dipakai Presiden Jokowi di Upacara Hari Lahir Pancasila Hari Ini
Baju adat Tanah Bumbu Bugis Pagatan dipakai Presiden Jokowi saat pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021. Berikut ini folosofi baju adat itu
Penulis: Mariana | Editor: Anjar Wulandari
Editor : Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Penampilan Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Presiden Jokowi saat memimpin upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021, mencuri perhatian.
Suami Iriana Joko Widodo itu kembali tampil gagah dengan mengenakan baju adat daerah dari Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Ini adalah momen kesekian kalinya, Presiden Jokowi mengenakan baju adat daerah pesisir di Kalimantan Selatan yang menjadi tempat akulturasi masyarakat Bugis Sulawesi dengan Kalimantan.
Sebelumnya, pada saat berkunjung ke Tanah Bumbu pada 7 Mei 2017 dan saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus di tahun yang sama, Presiden juga mengenakan baju adat ini.
Berikut ini filosofi baju adat Tanah Bumbu yang dipakai Presiden Jokowi dari berbagai sumber.
Baca juga: Bupati Kapuas Imbau Warga Ikuti Upacara Hari Lahir Pancasila dan Kibarkan Bendera
Baca juga: Link Twibbon Ucapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021, Cocok Dibagikan ke Facebook, Instagram dan WA
Baju adat Tanah Bumbu Bugis Pagatan ini ciri khasnya adalah penggunaan kain tenun Pagatan.

Kain ini dipakai sebagai sarung dan juga laung atau penutup kepala.
Adapun makna sarung yang dipakai dalam baju adat ini adalah sebagai simbol manusia yang terampil dan pekerja keras. Simbol Laung sebagai kewibawaan dan keperkasaan.
Sementara bagian dalam baju disebut teluk balana yang menjadi simbol baju nusantara yang agamis.
Sedangkan baju bagian luar dinamakan cekak musang tanpa kancing yang memiliki arti tingginya budi pekerti dan selalu menghargai perbedaan.
Celana panjang dan ikat pinggang yang dipakai pun memiliki arti. Untuk celana menjadi simbol kesetiaan, dan ikat pinggang kain mewakili simbol kesederhanaan.

Sebagai pelengkap ada bunga atau kembang emas di dada bagian kiri sebagai simbol pemimpin yang bijaksana.
Presiden Joko Widodo menjadi inspektur upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada Selasa (1/6/2021) pagi.
Dalam sambutannya, Kepala Negara mengatakan, peringatan Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni harus benar-benar dimanfaatkan untuk mengokohkan nilai-nilai yang ada di dalamnya.
Utamanya dalam penerapan di kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan kita sepanjang Republik Indonesia berdiri, tantangan yang dihadapi Pancasila tidak ringan," tutur Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan dari Istana Kepresidenan Bogor.
Dia melanjutkan, Pancasila menghadapi perkembangan global yang tidak serta-merta selalu sama dalam pandangan maupun kebersamaan.
Perkembangan global pun tak jarang menimbulkan kompetisi dan rivalitas antarpandangan, antarnilai dan antarideologi.
"Ideologi transnasional cenderung semakin meningkat memasuki berbagai lini masyarakat dengan berbagai cara dan strategi," tutur Jokowi.
Baca juga: Besok Hari Lahir Pancasila, Ketua DPRD Banjarbaru Minta Pemuda Maknai Arti Pancasila
Baca juga: Sejarah Lahirnya Pancasila Diperingati Tiap 1 Juni, Berawal Gagasan Dasar Negara Indonesia Merdeka
Dalam upacara pada Selasa pagi, turut hadir pula Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua DPD La Nyalla Mattaliti, Ketua MA Muhammad Syarifuddin, Ketua MK Anwar Usman, Ketua KY Mukti Fajar, Ketua BPK Agung Firman Sampurna yang hadir secara daring.
Dalam upacara, Ketua MPR Bambang Soesatyo bertugas membacakan naskah Pancasila. Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani membacakan naskah pembukaan UUD 1945.
Selain itu, hadir pula para menteri Kabinet Indonesia Maju, Ketua BPIP dan jajaran BPIP serta para duta besar negara sahabat yang juga hadir secara daring. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenakan Pakaian Adat Tanah Bumbu, Jokowi Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila".