Berita HST
Tersangkut di Jembatan Desa Rangas HST, Truk Gandeng Ini Sempat Macetkan Jalan
Sebuah truk gandeng atau tronton dengan bak muatan gandeng mencapai 10 meter, tersangkut di jembatan irigasi di Ambitu, Desa Rangas HST.
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Sebuah truk gandeng atau tronton dengan bak muatan gandeng mencapai 10 meter, tersangkut di jembatan irigasi di Ambitu, Desa Rangas Kecamatan Batangalai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Selasa (1/6/2021).
Bagian belakang bak gandeng tersangkut di atas jembatan yang cukup tinggi tersebut, terjadi sekitar pukul 17.30 wita.
Informasi yang diperoleh banjarmasinpost.co.id, dari warga setempat, truk gandengan tersebut dalam kondisi kosong, hendak ke arah Tabalong, melwati jalan desa di wilayah HST dan Balangan.
Namun, panjangnya bak gandeng, membuat bak tersangkut saat melewati jembatan tersebut.
Baca juga: Tabrakan Beruntun di Pugaan Tabalong, Libatkan Tiga Truk dan Satu Mobil Penumpang
Baca juga: VIDEO Kecelakaan Kalsel, Berhenti Mendadak, Pengendara Motor di Banjar Tewas Terlindas Truk
“Tidak ada korban, Cuma bikin macet jalan, lebih satu jam. Informasinya menjelang waktu salat isya tadi sudah berhasil dievakuasi,”kata Basuki Rahmat, kepada banjarmasinpost.co.id.
DIjelakan, saat ini kondisi jalan yang ambles di Desa MUara Rintis msasih dalam perbaikan.
Dampaknya, jalan-jalan desa di HST pun menjadi “korban’ karena cukup intens dilewati truk berbadan besar jenis tronton dan trailer angkutan semen ke Tabalong.
“Sekarang, jalan Birayang-Limpasu banyak yang tahantak (jeblok). Termasuk di jembatan tinggi Ambitu tempat tronton tadi tergantung,”katanya.
Rahmat pun mengkhawatirkan, jika truk yang seharusnya melewati jalan nasional itu terus masuk desa, kerusakan jalan desa makin parah.
Baca juga: Sepeda Motor Tabrak Belakang Truk Sampah di Tanjung, Nyawa Pedagang Pentol tak Tertolong
Sementara, saat ini pemerintah Kabupaten sedang mengalami kesulitan keuangan akibat defisit anggaran.
“Kasus di beberapa desa yang jalannya dilewati tronton, jadi berlubang-lubang. AKhirnya warga sendiri yang memperbaiki secara swadaya, gotong royong,”ungkap ZIdin, warga lainnya. (banjarmasinpost.co.id/hanani)