Berita Batola
Gagal Dibangun Kembali di 2021, Pembangunan Jembatan Mandastana Tetap Diajukan Tahun Depan
Upaya pembangunan kembali Jembatan Mandastana yang ambruk pada 2017 lalu belum bisa terealisasi tahun ini.
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Upaya pembangunan kembali Jembatan Mandastana yang ambruk pada 2017 lalu belum bisa terealisasi tahun ini.
Hal ini berkenaan dengan terbatasnya anggaran karena dipotong guna penanganan covid- 19, selama pandemi berlangsung.
Diungkapkan Saberi Thannoor, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Barito Kuala, jembatan yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Mandastana itu tetap masuk pembangunan prioritas.
"Tetap prioritas, kita juga sudah mengantongi hasil pengkajian akademisi dan desain yang diusulkan untuk 2022 mendatang," ucapnya. Senin (7/6/2021).
Baca juga: Rp 20 Miliar untuk Pembangunan Jembatan Mandastana Batola, Tes PDA Tiang Pancang Terkendala
Baca juga: Pembongkaran Jembatan Mandastana Akhirnya Selesai, Pemkab Batola Rencanakan Bangun Lagi
Terkait desain kontruksi yang disarankan oleh pihak pengkajian, pembangunan ulang jembatan yakni dengan rangka baja.
"Kontruksi bangunan akan berubah, bagian tengah dengan rangka baja dan lokasi pembangunan akan digeser sedikit, bukan pada tempat yang dulu," beber Edi Supriadi, Kasi Bina Marga Dinas PUPR Batola.
Memang ada dua kemungkinan lanjut Edi, bisa dibangun di lokasi semula namun tidak menggunakan sisa bangunan terdahulu dan harus memasang tiang disela-sela reruntuhan.
Ia pun menyebutkan, karena kontruksi jembatan di Desa Bangkit Baru ini berubah dari desain awal, maka penganggaran pun berbeda. Kali ini pagu anggaran diperkirakan mencapai Rp18, 5 Milyar.
Mengenai kondisi saat ini, bagi masyarakat sekitar yang ingin menunaikan keperluannya harus melewati jembatan alternatif.
Baca juga: Kasus Ambruknya Jembatan Mandastana Batola, Datmi Bayar Denda Rp200 Juta
Meskipun harus ekstra hati-hati dan terbatas ketika saling berpapasan
Adapun beberapa desa yang saat ini sangat memerlukan akses jembatan dalam menjalankan roda perekonomian dan lainnya yakni Desa Tanipah, Desa Sungai Ramania, Desa Tatah Alayung, dan Desa Antasan Segera. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)