Berita Banjarmasin

Gelar Orasi di Depan Kampus, Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin Kecam Tindakan Represif Aparat

Iqbal menceritakan awalnya mahasiswa datang dengan damai, dan memulai negosiasi dengan pihak aparat agar meminta Ketua DPRD Kalsel menemui mahasiswa

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Eka Dinayanti
DEMA FTK UIN Antasari Banjarmasin untuk Bpost
Ketua Umum Dewan Eksekutif Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Iqbal saat sedang melakukan orasi di depan kampus. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Mahasiswa Kalimantan Selatan kembali menggelar aksi #SaveKPK jilid II.

Aksi ini digelar kembali sebagai bentuk, kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja DPRD Provinsi Kalsel.

Oleh karena itu mereka menuntut agar Ketua DPRD benar-benar menyuarakan tuntuan, dari mahasiswa Kalimantan Selatan terkait pelemahan KPK.

Namun ternyata, ketika sampai di lokasi tujuan mahasiswa diadang oleh aparat yang berseragam lengkap.

Baca juga: Kompak Berkaos Hitam, Puluhan Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin Menggelar Aksi Solidaritas

Baca juga: Antusiasme Ikuti Vaksinasi Corona, Warga dan Mahasiswa Padati Gedung Sultan Suriansyah

"Layaknya mengadang musuh besar,," kata Ketua Umum Dewan Eksekutif Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Iqbal. Minggu (27/6/2021)

Iqbal menceritakan awalnya mahasiswa datang dengan damai, dan mereka memulai negosiasi dengan pihak aparat agar meminta Ketua DPRD menemui mahasiswa Kalimantan Selatan.

Mahasiswa menunggu dengan mimbar bebas, mahasiswa berorasi dengan menyuarakan aspirasi-aspirasi mereka.

"Tapi ternyata, setelah menunggu dengan sangat lama Ketua DPRD Provinsi Kalsel tidak kunjung menemui mahasiswa.

Dan akhirnya membuat mahasiswa mencoba untuk masuk melewati barisan polisi, agar dapat bertemu dengan Ketua DPRD Kalimantan Selatan.

"Tapi apalah dikata mahasiswa diadang layaknya musuh besar, beberapa mahasiswa dipukul dan ditindak represif oleh aparat polisi, sehinga akhirnya banyak membuat mahasiswa terluka, bahkan dilarikan ke rumah sakit," jelasnya.

Baca juga: Area Parkir Belakang Dekat Los Ikan Urung Ditempati Pedagang, Diskopdag Tala Sebut untuk Cadangan

Baca juga: Ribuan Warga Tapin Ikuti Vaksinasi COVID-19 Jelang HUT ke-75 Bhayangkara

Karenanya Iqbal atas nama mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin mengecam dan mengutuk keras, tindak represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian Kalimantan Selatan.

"Saya menanyakan kalimat 'melayani' pada kepolisian ini diperuntukkan untuk siapa? Apakah untuk rakyat yang menyuarakan kebenaran, atau untuk para perwakilan rakyat yang sudah mengkhianati rakyatnya sendiri." tegas Iqbal.

Sementara itu, Ilham, Presiden Mahasiswa UIN dan Muhammad Reza Adha, Koorlap UIN, mengaku mereka melihat Ketua Umum DEMA FTK mendapatkan tindakan kekerasan dari aparat kepolisian.

"Yaitu dipukul menggunakan rotan, di bagian kepala sampai menimbulkan benjolan. Tidak hanya saya yang melihat, Presma juga melihat," jelasnya.

Melihat masih ada .ahasiswa yang menjadi korban tindak represif dari aparat kepolisian, Keluarga Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin membuat pernyataan sikap.

Baca juga: Tim Kemenpan RB Tinjau Pelayanan Publik di Polres Kapuas Kalteng

Pertama mengecam dan mengutuk, tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa yang melakukan aksi selamatkan KPK Jilid II.

Terakhir meminta untuk mengusut tuntas dan tindak tegas, kepada oknum aparat kepolisian yang memukul dan menyeret mahasiswa hingga luka dan berdarah-darah.

(Banjarmasinpot.co.id/Muhammad Rahmadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved