Berita Banjarmasin
Tim Pakar ULM : Jika Diserang Varian Delta, Bisa Terjadi Ledakan Kasus Covid-19
Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada bulan Juni Tahun 2021 bertambah sebanyak 1.317 kasus sedangkan pasien yang dinya
Penulis: Achmad Maudhody | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada bulan Juni Tahun 2021 bertambah sebanyak 1.317 kasus sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.337 orang dan yang meninggal dunia 51 jiwa.
Secara umum, jumlah kasus pada bulan Juni lebih rendah dibandingkan bulan Mei di mana untuk kasus positif berkurang 27 persen dan kasus kematian menurun 31 persen.
Meskipun demikian, Anggota Tim Pakar Percepatan Penanganan Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, PG mengatakan, dalam dua minggu terakhir sejak Tanggal 2 Juli kembali terjadi tren peningkatan kasus yang mengkhawatirkan.
Tren tersebut menurutnya searah dengan situasi nasional dan regional jika dibandingkan dengan perkembangan di Kalteng dan Kaltim.
Baca juga: VIDEO Dewan Dukung Pengetatan Pintu Masuk ke Kalimantan Tengah Cegah Varian Delta Covid-19
Baca juga: Dewan Dukung Pengetatan Pintu Masuk Cegah Covid-19 Varian Delta Masuk Kalteng
Baca juga: Khawatir Varian Delta Masuk Kalsel, Wakil Rakyat ini Minta Warga Perbatasan Waspada
Baca juga: VIDEO Cegah Varian Delta di Palangkaraya, Pengawasan Penumpang di Bandara Tjilik Riwut Dioptimalkan
"Gelombang ketiga pandemi Covid-19 mengancam kita jika lengah dan mengabaikan usaha mitigasinya," ungkap Muttaqin.
Memperhatikan perkembangan mingguan kasus positif Kalsel, pada Tanggal 26 Juni - 2 Juli dibandingkan 12-18 Juni bertambah sebanyak 120 persen dan kematian meningkat 44 persen.
Sedangkan jumlah kasus aktif pada 2 Juli dibanding 18 Juni naik sebesar 43 persen.
Tren peningkatan kasus di Kalsel disebabkan naiknya angka rasio hasil positif dari total pemeriksaan per minggu dari 15 persen pada 18 Juli menjadi 19 persen di 2 Juli.
Akibat peningkatan kasus tersebut, angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) Provinsi Kalsel naik dari 24 persen pada 18 Juli menjadi 34 persen.
Adapun indikator rasio kasus seperti Rasio Kasus Aktif (Case Active Rate) dari 18 Juni ke 2 Juli bertambah sebesar 0,75 persen menjadi 2,62 persen.
Rasio Kesembuhan (Case Recovery Rate) menurun -0,74 persen menjadi 94,43 persen dan Rasio Kematian (Case Fatality Rate) turun -0,01 persen menjadi 2,95 persen.
Pada tingkat kabupaten/kota, sebanyak 9 daerah mengalami peningkatan jumlah kasus konfirmasi yang lebih tinggi pada pekan terakhir (26 Juni - 2 Juli) dibandingkan satu pekan sebelumnya (19-25 Juni).
Rasio hasil positif dari total pemeriksaan hasil tes per minggu pada 2 Juli dibandingkan 25 Juni pada seluruh kabupaten dan kota juga meningkat antara 2 hingga 20 persen.
Daerah paling rendah rasio hasil positif dari pemeriksaan pada 2 Juli adalah Balangan sekitar 9 persen sedangkan yang paling tinggi Banjarbaru 41 persen.
Tingkat keterisian tempat tidur Covid-19 pada 8 wilayah mengalami kenaikan antara 1 hingga 22 persen, lalu rasio BOR paling tinggi di Tanah Bumbu mencapai 100 persen.
"Tren peningkatan kasus, tingkat positivitas dan BOR Covid-19 ini harus mendapat perhatian khusus di tengah ancaman masuk dan menyebarnya varian Delta di Kalsel," terangnya.
Daerah ibu kota provinsi dan sekitarnya kata dia harus diperketat lebih kuat disbanding daerah lainnya.
Sehingga jangan sampai ada anggapan kasus di Banjarmasin rendah sehingga tidak dilakukan strategi penurunan mobilitas, peningkatan 5M dan 3T.
Sebab kata Muttaqin, berkaca pada pengalaman di Jakarta, jika varian Delta sudah masuk dan menyebar, hanya diperlukan waktu selama dua minggu hingga terjadi ledakan kasus dan ikut melonjakkan jumlah kasus nasional.
Artinya jika Banjarmasin dan sekitarnya lengah dan kemudian kondisi memburuk, dampaknya diyakini akan sangat cepat dirasakan di seluruh Kalsel. (Banjarmasinpost.co.id/Achmad Maudhody)