Guru Kapuh Wafat
Biografi Guru Kapuh, KH M Ridwan Baseri Gelar Pengajian di Majelis Taklim Al-Hidayah Sejak 2005
Kabar duka menyelimuti masyarakat Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Ulama KH M Ridwan Baseri atau akrab disapa Guru Ka
Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kabar duka menyelimuti masyarakat Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Ulama KH M Ridwan Baseri atau akrab disapa Guru Kapuh telah meninggal dunia.
Semasa hidup, Guru Kapuh memiliki majelis ilmu yakni Majelis Taklim Al-Hidayah terletak di Desa Kapuh Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan ibukotanya Kandangan.
Informasi yang dihimpun Banjarmasinpost.co.id, Guru Kapuh yang juga menjabat Ketua MUI HSS meninggal dunia karena sakit.
Biografi Guru Kapuh
Syiar agama dari Guru Kapuh pun rutin dilaksanakan, semenjak pandemi Covid-19, Guru Kapuh menggelar pengajian secara online disiarkan melalui akun Facebook Kapuh Madani/Al Hidayah TV.
Baca juga: Profil Guru Kapuh yang Wafat Hari ini, Keturunan Datu Kalampayan Bernama Asli KH M Ridwan Baseri
Baca juga: Guru Kapuh Wafat, Pj Gubernur Kalsel Kenang Momen Saat Berkunjung ke Ponpes di Kandangan
Baca juga: Guru Kapuh Meninggal Dunia Pagi Ini, Belum Diketahui Kapan Pemakaman KH M Ridwan Baseri
Baca juga: BREAKING NEWS: Innalillahi, Guru Kapuh Dikabarkan Meninggal Dunia Hari Ini
Pengajian yang dipimpin Guru kapuh bermula sejak tahun 2005.
Pengajian di tempat ini mulai ramai didatangi jamaah semenjak wafatnya Ulama karismatik Banua KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul Martapura, Kabupaten Banjar.
Kepergian Guru Sekumpul menyisakan kenangan yang sangat dalam di hati masyarakat Kalsel, sehingga menimbulkan kerinduan akan petuah-petuah dan nasehat-nasehat yang pernah disampaikan.
Untuk mengisi kekosongan dan melanjutkan syiar agama, murid-murid dari KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani meneruskan perjuangan dakwah Sang Guru.
Murid-murid Guru Sekumpul membuka majelis taklim atau pengajian di tempat masing-masing untuk memberikan pencerahan kepada umat.
Sebagaimana diketahui bahwa KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani banyak memiliki murid-murid pilihan yang tersebar di berbagai daerah di Kalsel, di antaranya alm KH Ahmad Bakeri Gambut, KH Asmuni Danau Panggang, KH Bahran Jamil Barabai, KH Ahmad Juhdiannor Banjarmasin dan lainnya.
Mereka menyampaikan pengajian sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Sang Guru, baik dari segi materi maupun kitab yang dibacakan.
Mengutip dari portal gurukapuh.com, salah satu murid dari KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang berdomisili di Kandangan adalah KH Muhammad Ridwan Baseri atau Guru Kapuh.
Guru Kapuh meneruskan jejak gurunya dalam berdakwah dengan membuka majelis taklim di Masjid dekat tempat tinggalnya secara umum dan terpusat di tempat itu.
Sebelumnya ia juga sudah mengisi pengajian di beberapa tempat baik langgar atau mushalla dan tempat-tempat lainnya. Namun hanya untuk kalangan terbatas jama’ah langgar/mushalla tersebut.
Sejak tahun 2005 ia kemudian memutuskan untuk membuka pengajian yang terfokus di satu tempat yaitu di Masjid Al-Hidayah Desa Kapuhdan ia pun berhenti mengisi pengajian-pengajian kecil di seluruh langgar (mushalla) yang ada di HSS.
Secara otomatis seluruh pengajian yang sebelumnya ia datangi di beberapa tempat menyatu di Masjid Al-Hidayah, sehingga pengajian yang ia adakan menjadi semarak dan Majelis Taklim tersebut diberi nama Al-Hidayah sesuai nama masjid tempat pengajian berlangsung
Sejak tahun 2005 hingga sekarang di Majelis Taklim Al-Hidayah telah menamatkan beberapa kitab yang sebagian besar berisi ajaran tasawuf dan sudah pernah diajarkan di pengajian Guru Sekumpul Martapura.
Karena menurut KH Muhammad Ridwan Baseri, tujuan membuka Majelis Taklim Al-Hidayah ini hanya untuk mengulang dan melanjutkan pengajian di Sekumpul.
Sedangkan untuk saat ini kitab yang diajarkan dan wirid yang dibaca sebelum pembacaan kitab adalah :
a. Malam Jum’at membaca Kitab al-Hikamkarya Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, yang didahului dengan pembacaan Burdah
b. Sore Jum’at membaca Kitab Ihyâ Ulûm ad-Dînkarya Imam Al-Ghazali, yang didahului dengan pembacaan Ratib Al-Aththas
c. Minggu pagi membaca Kitab Melayu Penawar Bagi HatikaryaSyekh Abdul Qadir bin Abdul Mutholib Al-Mandili, yang didahului dengan pembacaan Maulid Simthu ad-Durar(Maulid Habsyi).
Selain itu, setiap bulan Rajab di Majelis Taklim Al-Hidayah juga dilaksanakan haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, yaitu beberapa hari setelah haul akbar di Sekumpul Martapura.
Sebagai pengisi acara adalah rombongan dari Sekumpul Martapura yang biasa mengisi pembacaan maulid dan tahlil pada acara haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Langgar Ar-Raudhah Sekumpul, kadang-kadang dihadiri pula oleh kedua putra KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, Muhammad Amin Badali dan Muhammad Hafi Badali.
Peringatan haul di tempat inisudah berlangsungsejak haul pertama K.H.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani hingga sekarang dan setiap tahun jama’ah yang hadir semakin bertambah.
Guru Kapuh meninggal karena sakit
Masyarakat Bumi Antaludin berduka. Seorang ulama kharismatik di HSS tutup usia, Rabu (11/8/2021) sekitar pukul 09.05 Wita.
Kabar meninggalnya pemimpin salah satu ponpes di kecamatan simpur tersebut dibenarkan ustadz HM Zaki Mubarak pengurus MUI HSS.
"Benar, beliau meninggal dunia pagi tadi sekitar pukul 09.00 wita," kata Ustadz Zaki.
Pantauan Banjarmasinpost.co.id, hingga berita ini ditulis jenazah Guru Kapuh disalatkan di Rumah Sakit (RS) Hasan Basry, Kandangan, HSS.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)