Guru Kapuh Wafat
Profil Guru Kapuh yang Wafat Hari ini, Keturunan Datu Kalampayan Bernama Asli KH M Ridwan Baseri
Guru Kapuh adalah ulama keturunan ulama besar Datu Taniran yang bernama asli Sa'aduddin keturunan ulama besar Kalsel Datu Kelampayan
Penulis: Hanani | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Duka mendalam dirasakan seluruh masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan atas berpulangnya KH Muhammad Ridwan Baseri yang akrab disapa Guru Kapuh,Rabu (11/8/2021) pukul 09.05 wita di RS H Hasan Basry Kandangan.
Guru Kapuh adalah Ketua MUI HSS periode 2017-2022.
Lahir di Desa Kapuh Kecamatan Simpur, HSS pada 7 Desember 1965, saat ini juga memimpin majelis Taklim Alhidayah, di lingkungan Masjid Al Hidayah.
Guru Kapuh adalah seorang ulama keturunan ulama besar yaitu Datu Taniran yang bernama asli Sa'aduddin yang merupakan keturunan ulama besar Kalsel Datu Kelampayan Syekh Munhammad Arsyad Al Banjari.
Adapun jalur nasabnya : H Jauhar bin H Abdul Qadir bin Sa,aduddin (datu taniran) bin HM As,ad bin Puan Syarifah binti syech Muhammad Arsyad Albanjari.
Baca juga: BREAKING NEWS: Innalillahi, Guru Kapuh Dikabarkan Meninggal Dunia Hari Ini
Baca juga: Guru Kapuh Meninggal Dunia Pagi Ini, Belum Diketahui Kapan Pemakaman KH M Ridwan Baseri
Majelis taklim pimpinan Guru Kapuh ramai jemaah pengajian sejak didirikan 2005 setelah wafatnya KH Zaini Ghani atau Guru Sakumpul.
Selain mengisi pengajian rutin di majelis taklim, Guru Kapuh juga memgisi pengajian-pengajian kecil di langgar-langgar dan Musala di HSS.
Guru Kapuh pun dikenal memiliki hubungan yang harmonis dengan pemerintahan HSS dan menjadi penasehat Bupati HSS dalam mengambil kebijakan terkait ummat.
Sejak pandemi covid-19 beliau menggelar pengajian secara virtual melalui akun-akun medsos yang dikelola pihak Al Hidayah.
Majelis Taklim Al-Hidayah yang dipimpin Guru Kapuh terletak di Desa Kapuh Kecamatan Simpur.
Baca juga: PPKM Level 4 Diberlakukan di Tanahlaut, Begini Kebijakan Terhadap Aktivitas Masyarakat
Mengutip situs gurukapuh.com Sebagai salah satu murid dari K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang berdomisili di Kandangan, Ridwan Baseri juga meneruskan jejak gurunya dalam berdakwah dengan membuka majelis taklim di masjid dekat tempat tinggalnya secara umum dan terpusat di tempat itu, karena sebelumnya ia juga sudah mengisi pengajian di beberapa tempat baik langgar/mushalla dan tempat-tempat lainnya, tapi hanya untuk kalangan terbatas jemaah langgar/mushalla tersebut.
Sejak tahun 2005 dia kemudian memutuskan untuk membuka pengajian yang terfokus di satu tempat yaitu di Masjid Al-Hidayah Desa Kapuh dan berhenti mengisi pengajian-pengajian kecil di seluruh langgar (mushalla) yang ada di Hulu Sungai Selatan.
Secara otomatis seluruh pengajian yang sebelumnya didatangi di beberapa tempat menyatu di Masjid Al-Hidayah, sehingga pengajian yang diadakan menjadi semarak dan Majelis Taklim tersebut diberi nama Al-Hidayah sesuai nama masjid tempat pengajian berlangsung
Sejak tahun 2005 hingga sekarang di Majelis Taklim Al-Hidayah telah menamatkan beberapa kitab yang sebagian besar berisi ajaran tasawuf dan sudah pernah diajarkan di pengajian Guru Sekumpul Martapura, karena menurut K.H. Muhammad Ridwan Baseri, tujuan membuka Majelis Taklim Al-Hidayah ini hanya untuk mengulang dan melanjutkan pengajian di Sekumpul.
(banjarmasinpost.co.id/hanani/berbagai sumber)