Guru Kapuh Wafat

Guru Kapuh Wafat, Pj Gubernur Kalsel Kenang Momen Saat Berkunjung ke Ponpes di Kandangan

Ramai tersiar kabar duka melalui media sosial, meninggalnya ulama kharismatik asal Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS), K H Muhammad Riduan Baseri.

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Edi Nugroho
istimewa
KH M Ridwan Baseri atau akrab disapa Guru Kapuh 

Editor: Edi Nugroho

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Ramai tersiar kabar duka melalui media sosial, meninggalnya ulama kharismatik asal Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS), KH Muhammad Riduan Baseri.

Sosok ulama akrab dikenal Guru Kapuh itu dikabarkan wafat pada Rabu (11/8/2021), sekira pukul 09.05 wita, di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan.

Kabar itu pun sampai ke telinga Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Selatan, Syafrizal ZA, sehingga menyisakan duka tersendiri baginya.

"Innalillahi wa Inna ilahi rajiun, kami selaku Pemerintah Provinsi Kalsel berduka atas kepulangan Guru Kapuh, tadi pagi," katanya diwawancarai usai melantik pengurus MUI Provinsi Kalsel periode 2021-2026 di Mahligai Pancasila.

Baca juga: Guru Kapuh Meninggal Dunia Pagi Ini, Belum Diketahui Kapan Pemakaman KH M Ridwan Baseri

Baca juga: BREAKING NEWS: Innalillahi, Guru Kapuh Dikabarkan Meninggal Dunia Hari Ini

Baca juga: Delapan Pejabat d HSS Resmi Divaksin Covid-19, Guru Kapuh Gagal Tak Lolos Screening

Baca juga: Haul Guru Sakumpul di Masjid  Agung Taqwa Kandangan, Bupati HSS Hadir Bersama Guru Kapuh

Syafrizal sempat menceritakan momen saat bersama Guru Kapuh. Ia teringat ketika momen bulan Ramadan 1442 H, Saat itu, Syafrizal menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) yang dipimpin Guru Kapuh di Kandangan.

"Ketika itu saya dijamu dengan makanan yang enak sekali, mungkin itu adalah makanan terenak yang pernah saya rasakan selama hampir 7 bulan di Kalsel," katanya.

Ia menilai Ponpes yang dipimpin Guru Kapuh tersebut juga merupakan satu di antara, yang paling ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, Syafrizal mengaku sempat berencana bakal membawa almarhum jalan-jalan, ke kampung halamannya di Aceh pada tahun depan.

"Namun rupanya Allah berkehendak lain. Kami hanya bisa kirimkan doa dan akan melaksanakan salat ghaib," ungkapnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved