Wabah Corona
Update Kasus Covid-19 Dunia 20 Agustus 2021, Berikut Daftar 10 Negara Tertinggi Kasus Corona
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan tingkat terpapar positif Covid-19 paling tinggi di dunia.
BANJARMASINPOST.CO.ID – Kasus Covid-19 di dunia masih terus bertambah.
Angka yang terpapar positif Covid-19 masih mengalami kenaikan.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan tingkat terpapar positif Covid-19 paling tinggi di dunia.
Sedangkan India dan Brazil masuk dalam daftar 5 besar negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di muka bumi.
Baca juga: Program Tanda Cinta untuk Relawan, KSR PMI ULM Banjarbaru Tiap Hari Bagi Makanan ke Relawan Covid-19
Baca juga: Wabah Corona Kalsel, Banyak Warga Isoman, Begini Penjelasan Dinkes Batola
Angka kasus virus corona di seluruh dunia masih terus bertambah.
Melansir data Worldometers hingga Kamis (20/8/2020) pagi, tercatat 22.526.757 orang positif Covid-19.
Dari angka itu, sebanyak 789.147 orang meninggal dunia, dan 15.266.070 orang sembuh.
Berikut rincian kasus virus corona di 10 negara dengan kasus tertinggi:
Amerika Serikat: 5.694.696 kasus, 176.165 orang meninggal dunia, dan 3.053.439 orang sembuh
Brazil: 3.456.652 kasus, 111.100 orang meninggal dunia, dan 2.615.254 orang sembuh
India: 2.835.822 kasus, 53.994 orang meninggal dunia, dan 2.096.068 orang sembuh
Baca juga: Masyarakat Antusias Ikut Serbuan Vaksinasi Covid-19 Lanal Kotabaru
Rusia: 937.321 kasus, 15.989 orang meninggal dunia, 749.423 orang sembuh
Afika Selatan: 596.060 kasus, 12.423 orang meninggal dunia, dan 491.441 orang sembuh
Peru: 549.321 kasus, 26.658 orang meninggal dunia, dan 374.019 orang sembuh
Meksiko: 531.239 kasus, 57.774 orang meninggal dunia, dan 363.307 orang sembuh
Kolombia: 489.122 kasus, 15.619 orang meninggal dunia, dan 312.323 orang sembuh
Cile: 390.037 kasus, 10.578 orang meninggal dunia, dan 364.285 orang sembuh
Spanyol: 387.985 kasus, 28.797 orang meninggal dunia.
Berikut perkembangan seputar vaksin virus corona dari seluruh dunia:
Amerika Serikat
Baca juga: 2,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia, Mulai AstraZeneca, Sinovac hingga Pfizer
Ahli penyakit menular Amerika Serikat Anthony Fauci mengatakan, pemerintah tidak akan mewajibkan vaksin Covid-19.
"Anda tidak ingin memberi mandat dan mencoba memaksa siapa pun untuk mengambil vaksin. Kami tidak pernah melakukan itu," kata Fauci yang merupakan anggota Satuan Tugas Virus Corona Gedung Putih seperti dikutip dari Aljazeera.
"Anda dapat mengamanatkan untuk kelompok orang tertentu seperti petugas kesehatan, tetapi untuk masyarakat umum Anda tidak bisa," kata dia.
Kuba
Kuba akan memulai uji klinis vaksin virus corona potensial yang diberi nama Soberana 01 pada pekan depan. Vaksin tersebut dikembangkan Finlay Institute yang merupakan institut milik negara.
Hasil uji klinis ini dijadwalkan akan dirilis pada Februari 2021. Dalam fase uji coba, vaksin yang diberikan adalah dua suntikan.
Uji coba akan melibatkan 676 orang berusia antara 19 tahun hingga 80 tahun dan waktu uji coba akan berakhir pada 11 Januari 2021.
Zambia Wakil Presiden Zambia Inonge Mutukwa dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Kondisinya saat ini dilaporkan stabil dan menjalani isolasi mandiri di rumah. "Wakil presiden memiliki beberapa gejala ringan yang ditangani dengan tepat .
Dia bersemangat tinggi dan bekerja secara virtual," demikian pernyataan kantor kepresidenan.
Baca juga: Relawan Pejuang Lawan Covid-19 di Banjarbaru Bikin dan Bagikan Minuman Kesehatan Samilakor
Ceko
Republik Ceko tak akan mengambil bagian dalam program vaksin virus corona WHO. Skema Covax sendiri dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia ditujukan untuk pengembangan dan pendistribusian vaksin dalam upaya melawan Covid-19.
"Kami tidak akan bergabung dengan inisiatif WHO karena berbagai alasan. Aturan tersebut kurang menguntungkan bagi kami daripada menjadi bagian dari inisiatif Eropa," kata Menteri Kesehatan Adam Vojtech.
Vojtech mengatakan, mengikuti prakarsa Komisi Eropa yang tengah bernegosiasi dengan produsen pembuat vaksin.
“Negosiasinya sangat maju, kami akan segera mengambil bagian dalam (kesepakatan) dengan AstraZeneca," ujar dia.
China
Setelah membatasi perjalanan antara China-AS akibat terjadinya pandemi virus corona, China dan AS mulai saling melonggarkan pembatasan.
Departemen Perhubungan menyebutkan, akan mengizinkan empat maskapai penumpang China terbang ke AS untuk meningkatkan kapasitas penerbangannya menjadi delapan perjalanan pulang pergi mingguan.
Hal itu dilakukan karena China telah mengizinkan operator AS menggandakan penerbangan mereka ke China. Sebelumnya, pada 31 Januari 2020, Presiden Donald Trump melarang hampir semua warga negara non-AS bepergian ke AS dari China. Operator AS telah menghentikan penerbangan ke China saat wabah virus corona berlangsung di sana.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/ilustrasi-pengurutan-genom-genome-sequencing-virus-corona.jpg)