Wabah Corona di Kalsel
Wabah Corona Kalsel, Banyak Warga Isoman, Begini Penjelasan Dinkes Batola
Tidak semua warga di Batola yang menjalani Isoman atau penyembuhan sendiri sesuai SOP dan tertib.
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Akibat lonjakan kasus Covid-19 beberapa pekan terakhir di Kabupaten Barito Kuala, berdampak pula meningkatnya pasien yang menjalani isolasi mandiri.
Hal ini menjadi perhatian penting bagi Dinas Kesehatan setempat dan Satgas penanganan, karena tidak semua warga yang menjalani Isoman atau penyembuhan sendiri sesuai SOP dan tertib.
Diungkapkan Azizah Sri Widari, Kadinkes Batola, selama ini memang lebih banyak warga yang menjalani isolasi mandiri.
Menurut data terakhir Selasa (17/8/2021) tercatat 646 orang.
Baca juga: Update Covid-19 Kalteng - 10 Orang Meninggal, Sehari Bank Indonesia Bantu 110 Tabung Oksigen
Baca juga: HUT ke-76 RI, Bupati HSS Berikan Bingkisan Kemerdekaan untuk Pasien Covid-19 dan Nakes
Sedangkan beberapa hari sebelumnya menyentuh angka hingga 700 lebih.
Mengenai pengawasan warga yang isoman ini, Azizah menyampaikan bahwa warga yang melapor kepada tim penanganan maka akan tetap dipantau dengan maksimal.
"Namun diantara mereka yang sedang isoman, ada yang tidak melaporkan diri. Maka kita kesulitan memantau. Hal itu berkenaan nakes yang terbatas dan ketidaktahuan informasi," ungkapnya.
Juru bicara Satgas GTPP Covid - 19 Batola ini juga menerangkan, untuk teknis pemantauan warga yang menjalani isoman ada SOP masing-masing.
Bagi mereka yang sudah dinyatakan positif berdasarkan hasil lab, maka diberikan obat sesuai standar pengobatan untuk pasien isoman, tergantung gejala dan keluhan.
Maka dari itu resep obat yang diberikan tidak sama setiap pasien.
Jika tergolong berat maka disertai anti virus dan lainnya, jika ringan maka hanya vitamin.
"Kemudian secara berkala akan dihubungi pihak Puskesmas untuk mengetahui perkembangan kondisinya melalui telepon dan dikunjungi jika memerlukan obat," lanjut Azizah.
Terlepas dari itu, Azizah juga menekankan bahwa mereka yang disarankan menjalani Isoman hanya pasien yang tidak bergejala dan bergejala ringan namun tetap melapor, untuk gejala berat harusnya ke rumah sakit.
Tapi berkenaan adanya warga yang enggan melaporkan kondisinya, maka berdampak pula pada penanganan dan pengawasan.
Menurutnya, hal serupa juga terjadi di daerah lain, tidak hanya di Batola.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/dr-azizah-sri-widari-jubir-gtpp-covid-19-batola.jpg)