Bom di Kabul
Pesawat Tak Berawak Amerika Serang ISIS, Balas Bom di Kabul yang Tewaskan 13 Tentara AS
Pesawat tak berawak AS serang ISIS. Serangan ini disebutkan sengaja menargetkan kelompok Islamic State atau ISIS di Afghanistan pada Sabtu (28/8/2021)
Kepala pasukan AS di bandara Kabul, Laksamana Muda Peter Vasely, terus berhubungan dengan pejabat Taliban yang mengawasi keamanan di sekitar bandara.
Baca juga: Inilah Kelompok ISIS-K, Militan Pelaku Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul Ternyata Musuh Taliban
Baca juga: Taliban Siap Kendali Penuh Bandara Kabul, Turki Ragukan Keamanan
Dalam kebanyakan kasus, pejabat AS mengatakan, Taliban telah mempercepat perjalanan ke bandara warga negara asing, warga Afghanistan dengan visa ke Amerika Serikat dan bahkan warga Afghanistan yang menghadapi ancaman dari Taliban karena aktivisme politik atau sosial mereka atau bekerja untuk media.
Sekitar 109.000 orang telah diterbangkan ke luar negeri sejak 14 Agustus, sehari sebelum Taliban berkuasa, menurut pemerintah AS.
Menhan Inggris Sebut Ancaman Serangan di Afghanistan Bakal Meningkat
Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan menghadapi masalah seperti yang terjadi di Afghanistan memerlukan waktu yang tidak singkat dan perlu strategi khusus dalam penanganannya.
"Saat menghadapi masalah seperti Afghanistan, anda harus mengelolanya dan berada di sana untuk jangka panjang. Tidak hanya 'terbang dan memperbaiki masalah' seperti yang tampaknya dipikirkan negara Barat," kata Wallace, Jumat (27/8/ 2021). Dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Menhan Inggris: Ancaman Serangan di Afghanistan Akan Berkembang Dengan Ditariknya Pasukan Barat.
Wallace menyampaikan ancaman serangan lebih lanjut akan berkembang di Kabul, ibu kota Afghanistan, saat tenggat waktu bagi pasukan Barat semakin dekat untuk meninggalkan negara itu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (27/8/2021), wilayah bandara di kota Kabul yang telah dipadati kerumunan orang yang berusaha melarikan diri dari negara tersebut, kini dihantam beberapa ledakan yang terjadi pada Kamis kemarin.
Ledakan yang dilaporkan terjadi di luar Baron Hotel dan Abbey Gate dekat bandara itu pun menewaskan sedikitnya 103 orang, termasuk 13 tentara Amerika Serikat (AS).
ISIS-K, afiliasi yang memproklamirkan diri sebagai bagian dari kelompok teroris ISIS yang beroperasi di Asia Selatan dan Tengah, telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Menurut Wallace, ledakan itu bukan merupakan cara untuk mempercepat kepergian Inggris dari negara itu.
"Narasinya akan selalu seperti ini, saat kami pergi, kelompok-kelompok tertentu seperti ISIS ingin menunjukkan klaim bahwa mereka telah mengusir AS atau Inggris," jelas Wallace.
Ia menambahkan bahwa penutupan pusat pemrosesan evakuasi di Baron Hotel pun telah sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Perlu diketahui, Baron Hotel menjadi tempat bagi warga Afghanistan yang ingin melarikan diri dari negara itu dan tempat berkumpulnya pasukan Barat, yang letaknya di dekat bandara Kabul.
Inggris pun berencana untuk menyelesaikan proses evakuasi warganya dan warga lokal yang selama ini membantu misi AS dan sekutu di Afghanistan 'dalam hitungan jam'.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Kabul Tewaskan 12 Tentara AS, ISIS Klaim Pelaku Pengeboman
Baca juga: Afganistan Runtuh, Taliban Berhasil Kuasai Kabul hingga Membuat Presiden Ashraf Ghani Kabur
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/isis-k-diyakini-sebagai-dalang-ledakan-bom-bunuh-diri-di-sekitar-bandara-kabul-afghanistan.jpg)