Berita Kotabaru
Kotabaru Tertahan di PPKM Level 4, Sekda Sebut Petugas Dinkes Tidak Lakukan Penginfutan Data
Kotabaru kini menjadi satu-satunya Kabupaten di Kalsel yang berstatus PPKM Level 4. Sekda menyebut petugas Dinkes tidak infut data
Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Setelah Kota Banjarmasin dan Banjarbaru turun ke level 3, kini di Kalsel hanya tersisa Kabupaten Kotabaru dimasukan Pemerintah Pusat dalam daftar PPKM) level 4.
Dengan masih tertahannya Kabupaten Kotabaru dalam daftar PPKM level 4, sontak membuat Sekretaris Daerah yang juga Jubir Satgas Kabupaten Kotabaru H Said Akhmad terkejut.
Padahal, kata dia, angka kasus Covid-19 Kotabaru dalam beberapa pekan terakhir tren menurun.
Menurut Said Akhmad, masih masuk Kotabaru dalam daftar PPKM level 4, karena staf di Dinas Kesehatan tidak mengimput data.
Baca juga: Banjarmasin dan Banjarbaru Turun ke Level 3, Kini di Kalsel Tersisa Kotabaru Terapkan PPKM Level 4
Baca juga: Update Covid-19 Kotabaru : Pasien Sembuh Corona Sebanyak 18 Orang, Positif 7 Warga
"Tadi sudah kami kumpulkan dengan Kepala Dinas Kesehatan, staf kita di Dinas Kesehatan tidak mengimput data. Mulai kesembuhan dan segala apanya. Jadi kesalahan kita yang tidak menginput data. Akhirnya Kita tetap tertahan di level 4," ujar Said Akhmad.
Sedangkan angka kasus di Kotabaru sudah menurun.
Olah karena itu, terkait tidak diinputnya data, oleh kepala dinas terkait sudah mengumpulkan dan memberi arahan semua petugas melakukan penginputan data.
"Jadi keselahan teknis di staf kita tidak melaporkan. Sesuai laporan kepala dinas yang aku terima. Hari ini sudah diinput dan dibenahi semua," terangnya.
Baca juga: Update Covid-19 Kotabaru - Terjadi Tren Penurunan, Kasus Suspek Berkurang, Hanya Tersisa 107 Orang
Ditegaskan Said Akhmad, selain angka kasus trennya menurun. Terkait kegiatan vaksinasi pun terus berjalan sesuai telah didroping.
Apalagi akan ada tambahan lagi di antaranya dari Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapsi) sekitar 4.000. Selain kegiatan vaksinasi tambahan dari Hipmi sekitar 2.000. (banjarmasinpost.co.id/helriansyah)