Berita Batola
Jelang Diresmikan Jembatan Alalak, Begini Harapan Masyarakat Batola
Masyarakat Batola bangga dengan keberadaan Jembatan Alalak yang sudah hampir rampung. Mereka berharap jembatan ini cepat dibuka
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO,ID, MARABAHAN - Jembatan Alalak yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala hampir selesai pengerjaannya.
Sesuai target, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan mampu menyelesaikan pembangunan Jembatan Cable Stayed melengkung pertama di Indonesia itu pada September 2021.
Konstruksi jembatan sepanjang 850 meter tersebut telah melalui uji kelayakan skema terberat dengan total beban 32 dump truck, masing-masing dump truk berkapasitas berat 25 ton pada 30 Agustus 2021 lalu. Namun saat ini masih menunggu keluarnya sertifikat layak fungsi (SLF).
Jembatan Sei Alalak sendiri dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses dari Kabupaten Barito Kuala ke Kota Banjarmasin dan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Tengah.
Baca juga: Gubernur Kalsel Sahbirin Berharap Presiden Jokowi Resmikan Jembatan Alalak
Baca juga: Uji Kelayakan Fungsi Struktur Jembatan Alalak, BBPJN Wilayah XI Jejer 32 Unit Dump Truck
Baca juga: Hari Pertama Uji Kelayakan Jembatan Alalak Banjarmasin, Puluhan Truk Loading Test Dikerahkan
Bakalan menjadi menjadi ikon baru Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Barito Kuala, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa keberadaan jalan nasional dan jembatan diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi kawasan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Keberadaan Jalan Lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya, dimana jalan tersebut melewati area perkebunan, seperti sawit, karet, dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik," katanya melalui keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Barito Kuala Saberi Thanoor juga menyampaikan bahwa Kabupaten Barito Kuala ikut andil dalam pembebasan lahan pada sisi Barito Kuala.
“Peran Barito Kuala ada pada pembebasan lahan dan pergeseran utilitas-utilitas yang dianggap menganggu pembangunan jembatan maupun pelebaran jalan akses jembatan,” ungkap pria yang akrab disapa Saberi ini.
Menurut Saberi sebesar Rp 6,8 Milyar anggaran yang digelontorkan Pemkab Batola dalam pembebasan lahan jembatan gantung melengkung pertama di Indonesia ini.
“Kedua tiang stay cable jembatan ini sendiri pondasinya berada di wilayah Kabupaten Barito Kuala. Sehingga wajar kalo jembatan ini disebut Ikon Barito Kuala,” tambah Saberi.
Masyarakat Kecamatan Alalak Barito Kuala khususnya yang memiliki usaha disekitar area pembangunan jembatan ikut berbangga atas hampir selesainya pembangunan jembatan Sei Alalak Barito Kuala yang menghabiskan dana Rp 278 miliar ini.
Seperti yang diungkapkan H Uci, pemiliki usaha Kebutuhan pokok yang berada di dekat jembatan Alalak Barito Kuala menyampaikan rasa bangganya akan ikon baru Barito Kuala ini.
“Ikut bangga kita atas ikon baru Barito Kuala ini. Saya berharap lekas dibuka sehingga usaha kita bisa semakin lancar, “ ungkap warga yang telah bertahun-tahun berdagang di Alalak ini.
Hal senada diungkapkan Eka, Ibu rumah tangga warga Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak.
"Selain jembatannya bagus bisa jadi spot foto baru, dengan dibukanya jembatan Sei Alalak Barito Kuala ini akses kita ke Banjarmasin bisa semakin mudah. Tidak seperti sekarang, setiap ke Banjarmasin kita harus terjebak kemacetan panjang," terangnya.
Baca juga: VIDEO Pj Gubernur Kalsel Minta Sekitar Jembatan Alalak Baru Banjarmasin Jadi Tempat Wisata
