Penanganan Covid 19
Kepincut Khasiat Molnupiravir, Menkes Budi Gunadi Sadikin Akui Dekati Merck & Co
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui jika pihaknya sudah mendekati produsen obat Molnupiravir yaitu perusahaan farmasi Merck & Co.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Khasiat Molnupiravir yang diklaim mampu mengurangi risiko kematian akibat covid-19 ternyata membuat pemerintah Indonesia pun kepincut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui jika pihaknya sudah mendekati produsen obat Molnupiravir yaitu perusahaan farmasi Merck & Co.
Obat oral Molnupiravir memang telah menjadi buah bibir lantaran khasiatnya dalam terapi penyembuhan covid-19.
Menurut laman Channel News Asia, Jumat 1 Oktober 2021, Molnupiravir disebutkan sebagai sebuah pil sederhana untuk mengobati Covid-19. Pil ini memang telah dicari sejak awal pandemi.
Baca juga: Masih Bertahan PPKM Level 4, PTM Terbatas Sekolah di Kota Banjarmasin Terancam Tertunda
Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali Dibuka 14 Oktober 2021, PPKM Diperpanjang Lagi 2 Minggu
Obat tersebut diklaim terbukti mengurangi kemungkinan pasien baru untuk dirawat di rumah sakit hingga mencapai 50 persen.
"Seperti yang sekarang lagi ramai didiskusikan molnupiravir. Jadi obat-obatan tersebut sudah kita approach pabrikannya dan kita sudah juga merencanakan untuk, beberapa malah sudah mulai uji klinis," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual terkait perpanjangan PPKM, Senin (4/10/2021), dilansir dari Kompas.com.
Budi juga mengatakan, pihaknya terus bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan seluruh rumah sakit vertikal untuk melakukan uji klinis dari obat-obat baru, khususnya yang bersifat antibodi monoklonal dan antivirus lainnya.
Ia mengatakan, uji klinis tersebut penting dilakukan untuk mengetahui jenis obat yang cocok untuk masyarakat Indonesia.
"Dan diharapkan di akhir tahun ini kita sudah bisa mengetahui obat-obat mana kira-kira cocok untuk kondisi masyarakat kita," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, pil antivirus Molnupiravir yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Merck & Co diklaim mampu mengurangi separuh risiko kematian atau rawat inap akibat Covid-19.
Melansir Antara, Sabtu (2/10/2021) klaim tersebut didasarkan pada data uji klinis tahap III yang melibatkan 775 pasien dengan gejala Covid-19 ringan dan sedang selama lima hari atau kurang.
Dalam uji klinis tersebut, masing-masing partisipan memiliki setidaknya satu faktor risiko mengalami sakit parah, seperti obesitas atau berusia uzur.
Selama lima hari, sebagian dari partisipan uji klinis tersebut diminta meminum Molnupiravir dua kali sehari di rumah.
Analisis data menemukan 7,3 persen dari kelompok yang menerima Molnupiravir kemudian dirawat di rumah sakit, dan tak satu pun meninggal setelah 29 hari setelah pemberian obat.
Angka itu hanya separuh dari tingkat rawat inap kelompok pasien yang diberi plasebo, yaitu 14,1 persen. Tercatat juga ada delapan kematian dari kelompok itu.
"(Temuan) ini akan mengubah perbincangan tentang cara menangani Covid-19," kata bos Merck, Robert Davis.
Sementara, para ahli menyebut hasil uji klinis itu sebagai terobosan dalam menangani infeksi virus corona.
"Obat oral antivirus yang mampu mempengaruhi risiko rawat inap sebesar itu akan menjadi game changer," kata Amesh Adalja, akademisi senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.
Baca juga: Kasus Covid-19 Dunia 4 Oktober 2021 Mencapai 235.698.054 Orang, Indonesia Berada Peringkat 44
Baca juga: PPKM di Kotabaru Berakhir, Pemkab Kotabaru Tetap Berlakukan Pengetatan Protokol Kesehatan Covid-19
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tingkat reproduksi efektif kasus Covid-19 di Jawa-Bali saat ini berada di bawah 1 persen. Selain itu, angka positivity rate di Jawa-Bali juga berada di bawah 1 persen.
"Tingkat reproduksi efektif di Jawa-Bali juga sudah berada dibawah 1 (persen). Dan khusus untuk Bali masih di angka 1 (persen). Selain itu jumlah testing yang dilakukan per hari terus mengalami peningkatan sehingga dapat menurunkan tingkat positivity rate yang sudah berada di bawah 1 persen," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang digelar secara daring pada Senin (4/10/2021).
Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali ini melanjutkan, secara umum situasi pandemi Covid-19 terus menunjukkan perbaikan selama dua pekan belakangan. Kasus konfirmasi positif Covid-19 nasional turun 98 persen.
Kemudian, kasus konfirmasi Covid-19 di Jawa-Bali juga menunjukan penurunan hingga 98,7 persen dari puncaknya pada 15 juli lalu.
Lebih lanjut, Luhut juga menyampaikan bahwa pelaksanaan PPKM akan dilanjutkan selama dua pekan mendatang. (Kompas.com/Tribunnews.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/ilustrasi-virus-corona-covid-19.jpg)