Umrah 2021
Vaksin Booster Jemaah Umrah Indonesia Berbayar? Begini Penjelasan Kemenkes
Namun, hanya jemaah dengan jenis vaksin Covid-19 tertentu yang disetujui Arab Saudi yaitu Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson & Johnson.
Sementara itu, Kadir menyampaikan, aplikasi PeduliLindungi hanya digunakan dalam proses keberangkatan umrah dari Indonesia.
Ia mencontohkan ketika masuk Asrama Haji, aplikasi tersebut baru digunakan sebagai screening awal.
Baca juga: Vaksin Untuk Jemah Umrah Masih Belum ditentukan, KKP Banjarmasin Masih Tunggu Aturan dari Kemenkes
Baca juga: Arab Saudi Buka Pintu Umrah, Sekretaris Asita Kasel Tunggu Regulasi Vaksin
"Bilamana terdeteksi PCR-nya positif itu akan keluar informasinya berwarna hitam dan mereka pasti tentunya langsung dilakukan karantina," ucap dia.
Jemaah Umrah yang Tertunda Jadi Prioritas
Seperti diberitakan, Pemerintah Arab Saudi membuka pintu umrah untuk jemaah asal Indonesia. Kabar ini menjadi angin segar di tengah pandemi covid-19 yang masih berlangsung.
Seperti diketahui beberapa waktu terakhir Negeri Raja Salman itu melarang warga sejumlah negara masuk, salah satunya Indonesia. Pemerintah setempat juga menerapkan aturan ketat dan membatasi jumlah jemaah yang bisa beribadah di Tanah Haram.
Tapi kini dengan dibukanya pintu umrah, jemaah asal Indonesia bisa berangkat ke Tanah Suci lagi.
Merespons kebijakan ini penyelenggara ibadah umrah pun berjanji mempriotaskan jemaah yang tertunda keberangkatannya sejak Februari 2020 lalu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sabtu (9/10/2021) menyampaikan kabar tentang rencana Arab Saudi membuka umrah untuk jemaah Indonesia.
"Kedutaan telah menerima informasi dari pihak berkompeten di Kerajaan Saudi Arabia perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umrah bagi jamaah umroh Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sabtu (9/10/2021). Artinya, Indonesia akan diizinkan kembali mengirim jemaah umrah dalam waktu dekat.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur mengatakan, pihaknya juga akan memfokuskan diri untuk memberangkatkan jemaah umroh yang tertunda sejak Februari 2020.
Tentu saja, para jemaah tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan, seperti vaksin Covid-19 dan kesehatan tubuh. "PR kami adalah kami konsen sekali agar jemaah-jemaah yang tertunda keberangkatannya sejak februari 2020 menjad prioritas diberangkatkan," jelas dia.
Terkait vaksin Covid-19, Firman menyebut ada empat merek yang diizinkan oleh Arab Saudi, yaitu Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson. Bagi jemaah yang menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm, harus disuntik booster yang berasal dari empat vaksin di atas.
Namun, sampai saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait teknis vaksin booster. Selain itu, Firman berharap agar pemerintah memastikan barcode vaksinasi bisa dibaca dan diakses oleh Arab Saudi. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa jemaah sudah benar-benar divaksin lengkap.
Meski demikian, ia menyebut bahwa Arab Saudi kini sudah membuka diri dengan ketentuan yang lebih longgar. "Karena umrah dibuka dengan kondisi vaksin sudah ada, sehingga jemaah-jemaah yang datang dengan vaksin penuh dan dibuktikan PCR negatif, mereka sudah bisa menunaikan ibadah," jelas dia.
