Berita Kotabaru
Seluruh Sekolah di Kabupaten Kotabaru Terapkan PTM, Hanya Sedikit Siswa yang Tetap Belajar Daring
PTM sudah diterapkan di semua jenjang sekolah di bawah pembinaan Disdikbud Kotabaru. Meski demikian, masih ada sebagian kecil siswa yang tetap daring.
Penulis: Herliansyah | Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Pembelajaran tatap muka (PTM) sudah diterapkan di semua jenjang sekolah di bawah pembinaan Disdikbud Kotabaru. Meski demikian, masih ada sebagian kecil siswa yang daring.
Hal itu diungkapkan Kepala Disdikbud Kotabaru Selamat Riyadi, peserta didik yang mengikuti pelajaran daring dikarenakan orangtua siswa bersangkutan belum menyetujui PTM.
Alasannya, ada anak memiliki riwayat penyakit yang membuat kekhawatiran orangtua jika mengikuti PTM bisa terpapar Covid-19.
"1 sampai 2 persen itu, rata-rata jenjang SD dan SMP," kata Selamat kepada banjarmasinpost.co.id, Minggu (24/10/2021).
Baca juga: Harga Emas Antam Minggu 24 Oktober 2021, Stagnan di Angka Rp 928.000 Per gram
Baca juga: Pintu Umrah Dibuka, Kantor Imigrasi Banjarmasin dan Batulicin Luaskan Jangkauan Pembuatan Paspor
Baca juga: Harga Telur Ayam Anjlok, Sekjen DPP PKS Datangi Kandang Serap Aspirasi Langsung Peternak Ayam Telur
Secara umum peserta didik mengikuti PTM di seluruh jenjang mulai dari TK, SD dan SMP hampir 100 persen dan memenuhi standar ditetapkan. Misal jumlah siswa, jarak dan fasilitas dilengkapi protokol kesehatan.
Pemenuhan standar PTM ditentukan setelah berdiskusi dengan para guru di masing-masing sekolah.
Terakhir adanya kunjungan langsung ke Pulau Sembilan oleh Kepala LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Provinsi Kalimantan Selatan.
Ditegaskan Selamat, sampai sekarang pelaksanaan PTM di Kotabaru berjalan sesuai aturan dan tidak ada kendala.
"Mulai dari TK sampai SMP semuanya sudah (PTM). Ya, 100 persen sekolah melaksanakan PTM," ucap Selamat kepada banjarmasinpost.co.id.
Walau begitu, lanjut Selamat, pihaknya tetap melakukan pengawasan baik, secara internal maupun eksternal.
"Eksternal kan masyarakat atau siapapun boleh mengawasi. jadi memang pada prinsifnya ketentuan harus dipenuhi, termasuk persetujuan orangtua," sambung Selamat.
"Rata-rata orangtua menginginkan anaknya belajar tatap muka," tutup Selamat.
(banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)