Berita Banjarmasin
Neptunus, Cerpen Berlatar Pantai Angsana Karya Ratih Juara Pertama Lomba Cerpen Dispersip Kalsel
Cerpen Neptunus tentang seorang perempuan yang sejak kecil memimpikan bertemu dengan Dewa Neptunus yang ditenggarai sebagai penjaga lautan.
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Cerpenis asal Kotabaru, Ratih Ayuningrum Juara Pertama lomba Cerpen Wisata Kalsel 2021 yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel.
Ratih mengangkat judul Neptunus, juara kedua diraih Mutiara Swarna Maharani dengan judul Minggu Ujian, sedangkan peringkat ketiga disabet Zulhan Fauzi berjudul Loksado Romansa Perjalanan.
Ratih yang dihubungi dalam perjalanan ke Banjarmasin untuk menerima hadiah hari ini, Senin (25/10/2021) mengatakan pengerjaan cerpen Neptunus berlatar Pantai Angsana Tanah Bumbu, sekitar dua minggu dengan riset.
"Berhubung saya belum pernah ke tempat wisata yang dimaksud, saya mencari narasumber yang mengetahui persis tentang daerah tersebut. Saya juga melakukan studi kepustakaan dengan searching di internet," papar Ratih.
Baca juga: Seluruh Madrasah di Banjarmasin Sudah Boleh Laksanakan PTM Terbatas, Begini Mekanismenya
Baca juga: Tumpukan Sampah Terlihat Lagi di Eks TPS Pasar Kuripan, DLH Banjarmasin Imbau Warga Taat Aturan
Ditambahkan guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Kotabaru ini, pengerjaan sempat tertunda beberapa hari karena waktu itu masih dalam suasana duka, saat ayahnya meninggal dunia.
"Tema berfokus kepada lingkungan, pelestarian lingkungan dengan balutan kisah romansa," ucapnya.
Cerpen Neptunus ini bercerita tentang seorang perempuan yang sejak kecil memimpikan bertemu dengan Dewa Neptunus yang ditenggarai sebagai penjaga lautan.
Dia kemudian pergi ke pantai demi pantai guna mewujudkan obsesinya.
"Di pantai Angsana kemudian dia bertemu dengan seorang pemuda yang mengaku sebagai seseorang dari masa lampau dan dia adalah Dewa Neptunus penjaga lautan," ujarnya.
Baca juga: Tak Kuat Menanjak di Sungai Ulin Banjarbaru, Fuso Jalan Mundur Tabrak Mobil dan Pengendara Scoopy
Perempuan kelahiran Kotabaru, 17 Juli 1984 ini mengungkapkan memilih kisah pantai, karena secara pribadi memang menyukai laut.
Jadi merasa lebih pas dengan hal-hal berbau lautan dan pantai.
"Saya juga memang ada hal yang ingin disampaikan dengan kisah tersebut bahwa laut harus selalu dijaga dan saya pribadi tertarik dengan penamaan daerah Angsana," tandasnya.
Mengenai filosofis pohon Angsana sendiri ada dikisahkan Ratih dimuat di dalam cerpen itu.
(banjarmasin post.co.id/syaiful amwar)
