Kemenko Perekonomian

Pemerintah Terus Jaga Momentum Pengendalian Kasus Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Per 7 November 2021, jumlah Kasus Aktif sebesar 10.825 atau 0,3 persen dari total dan ini jauh lebih baik daripada rata-rata global sebesar 7,4 persen

Editor: Alpri Widianjono
KEMENKO PEREKONOMIAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Senin (8/11/2021), menyampaikan, selama 2021 ini tren penurunan kasus secara konsisten terjadi di Jawa-Bali maupun Luar Jawa-Bali. 

Jika dilihat di masing-masing Provinsi, terdapat 18 Provinsi (dari 34 Provinsi) dengan jumlah Vaksinasi Dosis-1 sudah mencapai lebih dari 50 persen.

Sementara, capaian vaksinasi di 27 Provinsi Luar Jawa-Bali, untuk Dosis-1 tercatat baru 6 Provinsi yang capaiannya di atas nasional (60,11 persen) yakni Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara. Sedangkan, 21 Provinsi lainnya masih berada di bawah nasional dan perlu diakselerasi.

Kalau untuk capaian vaksinasi Dosis-2 untuk daerah Luar Jawa-Bali, baru 4 Provinsi yang angkanya berada di atas nasional (37,96 persen), yaitu Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur, dan Jambi. Sedangkan 23 Provinsi lainnya masih berada di bawah rata-rata nasional.

Perkembangan Sisi Ekonomi

Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) s.d. 5 November 2021 mencapai Rp 456,35 triliun atau 61,3 persen dari pagu Rp 744,77 triliun. Jika dilihat per klaster, maka realisasinya adalah sebagai berikut:
- Realisasi Klaster Kesehatan sebesar Rp 126,65 triliun (58,9 persen);
- Realisasi Klaster Perlinsos sebesar Rp 132,49 triliun (72,4 persen);
- Realisasi Klaster Program Prioritas sebesar Rp 72,59 triliun (61,6 persen);
- Realisasi Klaster Dukungan UMKM dan Korporasi sebesar Rp 63,45 triliun (39,1 persen);
- Realisasi Klaster Insentif Usaha sebesar Rp 61,17 triliun (97,4 persen).
- Realisasi Klaster Kesehatan yang sebesar Rp 126,65 triliun yang utama adalah untuk Diagnostik (Testing dan Tracing) realisasi sebesar 68,5 persen atau Rp 3,08 triliun; Therapeutic (Insentif dan Santunan Nakes) sebesar Rp 14,31 triliun atau 75,6 persen dari pagu Rp 18,94 triliun; dan Vaksinasi (Pengadaan dan Pelaksanaan) sebesar 45,3 persen atau Rp 26,18 triliun.

Sedangkan realisasi dari klaster Perlinsos yang sebesar Rp 132,49 triliun, antara lain digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 73,4 persen atau Rp20,79 triliun dari pagu Rp 28,31 triliun.

Kemudian, Kartu Sembako sebesar 66,6 persen atau Rp33,22 triliun dari pagu Rp 49,89 triliun, BLT Desa sebesar 64,00 persen atau Rp 18,43 triliun dari pagu Rp 28,80 triliun; dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 75,60 persen atau Rp 6,65 triliun dari pagu Rp 8,80 triliun.

Untuk kondisi makro ekonomi, indikator utama Sektor Eksternal menunjukkan resiliensi yang baik hingga awal November 2021.

Posisi Cadangan Devisa dan Surplus Neraca Perdagangan Indonesia relatif terus meningkat sejak 2019 hingga Oktober 2021.

Selanjutnya, IHSG dan Nilai Tukar memiliki tren fluktuatif, namun tetap membaik pada awal bulan ini.

Indonesia juga berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen (YoY) pada Kuartal III-2021.

“Dengan momentum perekonomian yang masih dalam jalur positif dan terus membaik, emerintah optimis perekonomian nasional akan mencatatkan pertumbuhan 3,7 persen sampai dengan 4,0 persen (YoY) selama tahun 2021 dan pada 2022 diproyeksikan akan tumbuh 5,2 persen (YoY). Hal ini sejalan dengan proyeksi dari berbagai Lembaga Internasional,” tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam Konferensi Pers tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (AOL/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved