Gunung Semeru Meletus

Gunung Semeru Meletus Hingga Telan Korban Jiwa, Warga Pertanyakan Soal Peringatan Dini

Meletusnya Gunung Semeru jadi sorotan. Benarkah tidak ada peringatan dini dari PVMBG terkait erupsi Gunung Semeru? Beriku ini penjelasan PVMBG.

KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Peta Geologi dan Kerawanan Bencana Gunung Semeru 

Pada 2 Desember 2021, kata Andini, petugas pengamatan gunungapi Semeru juga sudah mengeluarkaan peringatan agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar Besuk Kobokan, Bessuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sarat untuk antisipasi kejadian guguran atau awan panas guguran.

Sementara itu hasil penelusuran Kompas.com menemukan pemberitaan Kompas TV pada Jumat (3/12/2021) sebelum erupsi terjadi.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru mengimbau kepada warga yang melakukan aktivitas di aliran luncuran awan panas untuk selalu waspada.

Hal ini karena pos pengamatan mengamati selama 24 jam terakhir telah terjadi gempa letusan sebanyak 61 kali dan 23 kali gempa hembusan.

Baca juga: Korban Luka Bakar Erupsi Semeru Mencapai 38 Orang, Pemantauan Bencana Dianggap Kurang

Sementara itu, mengutip TribunNews, Minggu (5/12/2021), Kepala Bidang Kedaruratan dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengatakan, selama ini tidak ada Early Warning System (EWS) di Desa Curah Kobokan.

Padahal, alat tersebut penting untuk mendeteksi peringatan dini bencana.

"Alarm (EWS) enggak ada, hanya seismometer di daerah Dusun Kamar A. Itu untuk memantau pergerakan air dari atas agar bisa disampaikan ke penambang di bawah," kata Joko.

Joko menilai, sebelum bencana terjadi alat seismometer tersebut membaca getaran kenaikan debit air mencapai 24 amak.

Baca juga: Rumah Warga Hanya Tampak Atap, 5 Kecamatan Terdampak Abu Vulkanik Semeru

Akan tetapi, secara visual aktivitas vulkanik tak terlihat lantaran tertutup kabut tebal.

"Info detail yang saya dapat sebelum kejadian, Gunung Semeru tertutup kabut. Tapi dari kamera CCTV pos pantau (Gunung Sawur) terlihat kepulan namun tidak terekam getaran," ujar dia.

Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, geliat aktivitas Semeru sudah terpantau sejak Jumat (3/12/2021).

Menurut dia, erupsi kecil sudah terjadi pada Jumat. Pada Sabtu (4/12/2021) pagi, kondisi masih terpantau aman.

"Tapi tadi malam hingga sore tadi erupsi-erupsi kecil sering terjadi. Tetapi, hingga tadi pagi kita lakukan pemantauan tadi aman-aman saja," ujar Thoriq dikutip dari KompasTV, Sabtu (4/12/2021).

Ia menyebutkan, ketika siang hujan menguyur Lumajang hingga sore dan secara bersamaan guguran awan panas terjadi.

"Tetapi begitu terjadi hujan yang dimulai siang tadi hingga sore ini kemudian secara tiba-tiba ada awan turun dari Semeru. Kondisinya gelap di beberapa kecamatan," kata dia.

Peta Geologi dan Kerawanan Bencana Gunung Semeru
Peta Geologi dan Kerawanan Bencana Gunung Semeru (KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI)
Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved