Kemenko Perekonomian

Lembaga Internasional dan Bank Dunia Apresiasi Indonesia Seimbangkan Penanganan Covid-19 dan PEN

Perekonomian Indonesia sudah ditangani dengan cukup baik pada masa pandemi Covid-19

Editor: Eka Dinayanti
kemenko perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga HartartoWebinar Solopos Outlook Ekonomi 2022 

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Pada Triwulan III-Tahun 2021, data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51% (yoy).

Pulau Jawa memberikan kontribusi ekonomi tertinggi sebesar 57,55% dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,78% dan kemudian diikuti oleh kontribusi ekonomi yang cukup signifikan sebesar 21,95% dari Pulau Sumatera dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,03%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, perekonomian Indonesia sudah ditangani dengan cukup baik pada masa pandemi Covid-19.

Diharapkan pada Triwulan IV-2021, pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh angka 4,5%-5,5% (yoy), dan untuk pertumbuhan tahunan sepanjang tahun 2021 ditargetkan sebesar 3,7%-4% (yoy).

Menurut Menko Airlangga, Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu secara berimbang menangani pandemi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga HartartoWebinar Solopos Outlook Ekonomi 2022
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga HartartoWebinar
Solopos Outlook Ekonomi 2022 (kemenko perekonomian)

“Kuncinya adalah kebijakan fiskal dan moneter yang pas, serta kombinasi kerja sama antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam burden sharing, dan yang ketiga adalah reformasi struktural yang dilakukan melalui UU Cipta Kerja,” jelasnya dalam Webinar Solopos Outlook Ekonomi 2022 tentang “Penguatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan”, Rabu (8/12).

Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa banyak lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, yang mengapresiasi upaya Indonesia dalam menyeimbangkan penanganan Covid-19 dan PEN.

Hal ini menjadi catatan tersendiri karena Indonesia sebagai negara berkembang mampu “berdiri sendiri” di tengah pandemi.

Kredibilitas itu sangat membantu ketika Indonesia diamanatkan untuk memegang Presidensi G20 dan Indonesia akan bersama-sama negara anggota lainnya menentukan arah global ke depan.

“Pada G20 kali ini, negara-negara berkembang akan terwakili, karena Indonesia adalah Presidensi pertama dari kelompok negara berkembang. Kita juga mengundang negara yang menjadi Ketua Uni Afrika yaitu Republik Demokratik Kongo, serta yang merepresentasikan pembangunan progresif di Afrika yaitu Rwanda. Prinsipnya di G20 Indonesia adalah Recover Together, Recover Stronger, jadinya no one left behind,” tutur Menko Airlangga.

Ada tiga agenda utama bagi Indonesia untuk digaungkan di G20, yang pertama yakni isu kesehatan dan peningkatan kapasitas.

Indonesia mempunyai banyak model yang bisa dijadikan prototipe ke global.

“Kita bisa menjaga dari sisi kesehatan dengan menjalankan PPKM dengan kekuatan Puskesmas, lalu proses vaksinasi dengan bantuan Posyandu dan TNI/Polri, dan keseluruhan integrasi sistem ini, negara lain tidak punya,” ucap Menko Airlangga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga HartartoWebinar Solopos Outlook Ekonomi 2022
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga HartartoWebinar
Solopos Outlook Ekonomi 2022 (kemenko perekonomian)

Kedua, dalam situasi pandemi telah berhasil on-board sebanyak 9 juta UMKM lokal.

Dalam hal ini, digitalisasi terbukti menjadi akselerator dalam perekonomian, termasuk melalui inklusi keuangan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved