Selebrita

Heru Gundul Temukan & Tangkap Ular Bandotan Pohon, Sahabat Panji Petualang Tetap Setia Jelajahi Alam

Saat bertualangan di hutan Heru Gundul sahabat Panji Petualangan menemukan ular Bandotan Pohon, Heru dikenal saat ini tetap eksis tampil di TV

Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Irfani Rahman
Tangkapan layar YouTube HERU GUNDUL
Heru Gundul temukan ular Bandotan Pohon 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Heru Gundul, sahabat Panji Petualang berpetualang di hutan menemukan seekor ular bandotan pohon atau Trimeresurus puniceus.

Host program acara Jejak si Gundul Trans 7 tersebut menjumpai salah satu ular berbisa endemik di wilayah Asia Tenggara yang kerap disebut dengan Bandotan pohon atau Bandotan kayu.

Pawang ular profesional satu ini memang kerap wara-wiri di televisi maupun youtube. Heru Gundul masih eksis membintangi program televisi menjelajahi alam.

Trans 7 sebagai adik dari Trans TV lebih dikenal sebagai saluran yang membuat program yang edukatif dan lebih effort dalam produksinya, khususnya untuk program yang ditayangkan pada siang hingga sore hari. Salah satunya adalah Jejak si Gundul.

Program yang dipandu oleh Heru Gundul ini sudah mengudara di Trans 7 selama lebih dari satu dekade. Bisa dibilang satu angakatan dengan Si Bolang dan Laptop si Unyil.

Baca juga: Panji Petualang Gendong Biawak Terpanjang di Dunia, Irfan Hakim Langsung Tercengang & Lakukan Ini 

Baca juga: Alasan Dul Jaelani Ngebet Nikahi Tissa Biani, Putra Maia Estianty : Bisa Jadi Adik, Kaka, Hingga Ibu

Jika Si Bolang lebih menyorot kultur dan petualangan anak-anak di pelosok daerah, maka Jejak Si Gundul menyajikan petualangan Heru Gundul menjelajahi potret Alam di penjuru tanah air dan mengeksplor kuliner daerah dengan cara pembuatannya.

Nah, baru-baru ini Heru Gundul melakukan penjelajahan di hutan. Momen tersebut ditayangkan melalui kanal YouTube pribadinya yang bernama HERU GUNDUL, Rabu (15/12/2021).

"Ular puniceus ini atau Bandotan pohon itu variannya banyak banget ya. Biasanya di daerah dataran tinggi, lereng Merapi, lereng Gunung Slamet, pokoknya lereng-lereng gunung dan daerah pegunungan, " kata Heru Gunduk, dikutip Banjarmasinpost.co.id dari YouTube HERU GUNDUL, Kamis (16/12/2021).

Tergolong ular yang berbisa tinggi maka keberadaan ular Bandotan pohon ini perlu diwaspadai masyarakat.

Ular tersebut memiliki taring panjang dan dapat menggigit dengan sangat cepat, serta juga dapat sulit dilihat jika tersamar di sekitar vegetasi.

Baca juga: Selain Syahrini & Reino Barack, Luna Maya Sempat Keluarkan NFT Terbatas dengan Perusahaan Jepang

Baca juga: Anya Geraldine Bahagia Tepat di Hari Ulang Tahun, Pria Ganteng Ini Beri Buket Bunga Indah

"Ular ini termasuk ular viper dan memiliki taring sangat panjang tapi dia punya keistimewaan, taringnya ini bisa dilipat. Jadi kalau tidak terpakai, dilipat di rahangnya sehingga bisa menutup mulutnya secara normal, " jelas sahabat Panji Petualang itu.

Bisa ular ini terutama terdiri dari haemotoksin, gigitan dari ular ini menyebabkan langsung rasa sakit seperti kebakar dan pembengkakan besar pada daerah gigitan. Hanya sedikit gigitan telah terjadi dan tidak pernah terjadi kematian.

Warna tubuh ular ini dapat beragam, dapat berwarna abu-abu, coklat atau kemerahan dengan pola bulat-bulat atau garis-garis melintang.

Ular ini tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Kepulauan Natuna, Mentawai dan Simalur.

"Ular ini dia bisa memakan mangsanya 10 kali lebih besar dari besar kepalanya karena di rahangnya dia tidak punya engsel tapi dia disambungkan oleh ligamen atau otot elastis, " bebernya.

Simak video selengkapnya:

Deretan Ular Berbisa dan Berbahaya di Indonesia

1. Ular Bandotan Puspa (Daboia siamensis)

Ular adaptif ini dapat ditemukan di berbagai macam habitat dan tidak memiliki habitat khusus dalam daerah persebarannya, namun ular ini paling sering ditemukan di ladang rumput terbuka, semak belukar, hutan sekunder, hutan perkebunan dan dekat peternakan dimana populasi tikus berlimpah.

Ular ini hidup di tanah dan dapat memanjat pohon pendek, lebih menyukai tanah datar dan udara kering, ia cenderung menghindari habitat hutan lebat dan lembab.
Ular ini aktif pada malam hari, ia akan memangsa pada hewan pengerat seperti tikus, tupai dan kucing kecil, namun ia juga akan memangsa kadal dan kodok.

Tersebar di wilayah Jawa Timur, Komodo, Flores, Lomblen dan Endeh.

2. Ular hijau ekor merah (Trimeresurus albolabris Gray)

Ciri yang sangat mennjol dalam sub keluarga trimeresorus ini adalah adanya coretan memanjang warna merah dibagian atas ekornya.

Giginya yang solenogypha atau berbentuk engsel dapat memanjang hingga optimal 2 cm saat menggigit meski tubuhnya hanya berkurang 75-90 cm dengan diameter maksimal 2,5 cm.

Ular ini hidup nya arboreal atau diatas pohon untuk memangsa burung, cecak, kadal dan makhluk pohon laennya. Keluar mencari makan pada malam hari atau nocturnal, dan sering ditemukan di daerah pinggiran sawah atau ladang, hutan hujan tropis hingga ketinggan 2000 mdpl.

Seperti lazimnya ular yang hidup diatas pohon, ular ini pun berreproduksi dengan ovovivipar atau mengerami telurnya didalam tubuhnya sehingga ketika keluar sudah berbentuk bayi ular.

Ular ini kadang disamakan dengan ular pucuk atau gadung pari (Drophys prasinus) yang warnanya mirip dengan di albolabris ini. Di kalangan masyarakat, semua ular hijau dianggap berbahaya, padahal sebenarnya tidak.

Yang cukup berbahaya adalah ular hijau ekor merah sehingga perlu diwaspadai dan berhati hati jika bertemu dengan dia.

Tersebar di wilayah Jawa, Lombok, Sumatera, Flores, Komodo, Bali, Alor, Sulawesi dan Lomblen.

3. Ular tanah (Calloselasma rhodostoma)

Pewarnaan terang pada seekor individu. Ular ini sangat berbisa dan dapat menggigit dengan sangat cepat, juga dapat sulit dilihat jika tersamar di sekitar dedaunan mati.  
Gigitan dari ular ini terkenal sebagai 'pembusuk jari' karena jika anda tergigit di jari, kemungkinan besar anda akan harus amputasi jari tersebut. Kebanyakan gigitan akan menyebabkan kematian jika tidak segera pergi ke rumah sakit.

Mereka merupakan ular pemalas yang tidak akan bergerak atau kabur saat ada orang yang berjalan ke arah mereka, melainkan mereka akan hanya diam di tempat dan menggigit orang yang mendekatinya, setelah menggigit mereka biasanya masih akan berdiam di tempat yang sama.

Ular ini merupakan penyebab kasus gigitan terbanyak di seluruh daerah penyebarannya.

4. Ular picung (Rhabdophis subminiatus)

Ular muda dengan warna pada lehernya yang sangat mencolok. Ular ini memiliki warna leher merah mencolok, yang merupakan ciri khas ular ini.

Dapat tumbuh hingga 1.3m, ular bertaring belakang ini dulu diketahui sebagai spesies yang berbisa rendah.

Namun telah diketahui setelah beberapa kasus gigitan bahwa ular ini ternyata berbisa tinggi gigitannya dan dapat mengancam nyawa manusia.

Dengan fakta bahwa ular ini sering ditemukan, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya.

Dengan penampakannya yang terlihat menarik dan ukurannya yang biasa kecil, ular ini dapat membahayakan orang-orang yang tidak sadar akan kemampuan bisa tinggi yang dimiliki oleh ular ini.Ular Picung / Red Necked Keelback (Rhabdophis subminiatus)

Tersebar di wilayah  Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

5. Ular cabai kecil (Calliophis intestinalis)

Bagian bawah tubuhnya berpola kotak-kotak. Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab, sawah, kebun desa dan kadang-kadang di taman rimbun yang tak terurus.
Ular ini memiliki sifat yang pemalu sehingga jarang terlihat walaupun sebernarnya populasi ular ini cukup melimpah. Ular ini hidup penuh di tanah, biasa memangsa pada ular kecil lainnya, khususnya Ular Kawat, namun juga akan memangsa kodok.
Ia menyukai habitat yang tertutup dan lembab, tempat-tempat gelap yang lembab atau berisi air memiliki potensi untuk menjadi sarang bagi ular ini.

Ular ini dikenal dari garis kemerahan-coklat pada bagian atas tubuhnya, bagian bawah buntutnya berwarna merah. Di setiap sisi tubuh bagian bawahnya terdapat sebuah garis pucat.

Tersebar di wilayah Jawa, Kepulauan Mentawai dan Sumatera.

(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved