Bripka Andi Bikin Film Perangkat Nikmat

Bermula dari Iseng, Polisi di Banjarmasin Ini Produksi Film Tentang Narkoba

Berkarya buat Bripka Fitriandi Haryanto seperti sebuah keharusan. Dan ia lebih nyaman menyampaikan pesan melalui cerita dalam bentuk produksi film.

Penulis: Noor Masrida | Editor: Syaiful Akhyar
istimewa
Bripka Andi dan teman-temannya saat syuting film Perangkap Nikmat. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Berkarya buat Bripka Fitriandi Haryanto seperti sebuah keharusan. Dan ia lebih nyaman menyampaikan pesan melalui cerita di film.

Buah iseng ngobrol dengan teman komunitas mobil yang ia ikuti, lahirnya dua film bergenre aksi kriminal berjudul Perangkap Nikmat dan Perangkap Nikmat #2.

Selain sebagai pemeran di film ini, Andi, panggilan akrabnya, juga yang memiliki gagasan sekaligus menyusun skenario hingga menjadi sutradara di film yang mengangkat tema tentang narkoba ini.

Kepada banjarmasinpost.co.id, Bripka Andi menjabarkan, bahwa ada dua film yang dia buat bersama teman seprofesi dan satu komunitasnya ini.

Baca juga: Dilema Angkutan

Baca juga: Sumbangsih Ibu dalam Peningkatan Partisipasi Kerja

Baca juga: Tak Masuk Daftar 50 Orang Tertajir Indonesia 2021, Intip Kekayaan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

"Yang pertama adalah Perangkap Nikmat di tahun 2017 dan lanjutannya, Perangkap Nikmat #2, yang dibuat tahun ini," jelas pria 35 tahun ini.

Menariknya, film ini sendiri dikatakan Bripka Andi, tidak diproduksi dalam waktu panjang dan tanpa perencanaan jauh-jauh hari.

Setelah berdiskusi dengan teman-teman nongkrong di komunitas mobil di mana ia bergabung, tanpa 'grasak-grusuk', syuting film pun dilakukan.

Memakan waktu sekitar 2 hari, dan proses pengeditan sekitar 2 minggu, Perangkap Nikmat pertama pun berhasil mencuri perhatian masyarakat.

4 tahun vakum dan lagi-lagi 'buah' dari obrolan di tongkrongan, Perangkap Nikmat #2 pun kembali jadi project mereka.

Mulai syuting di Juni silam, memakan waktu 3 hari, dan editing selama 2 minggu, jadilah film berdurasi lebih panjang, sekitar 40 menit dan cerita yang lebih kompleks lagi.

"Beda film pertama dan kedua adalah, film pertama, alur ceritanya lebih sederhana, sementara yang kedua ini lebih panjang, dari segi alur cerita dan lain-lain," ujar Bripka Andi.

Untuk inspirasi, Andi ingin mengangkat sisi komunitas mobil dan sebagian orang yang bergelut dengan 'sisi gelap' di dalamnya.

Stigma bahwa seseorang yang bergabung dengan komunitas mobil, suka nongkrong, suka ke klub malam, dan bahkan ada yang menggunakan narkoba, itulah yang coba diangkat oleh Bripka Andi.

"Bagaimana sih hal itu bisa jadi bagian dari orang-orang ini, tentunya tidak semua ya," sambungnya.

Dari film pertama dan kedua, total ada 7 anggota polisi terlibat, ada yang dari Banjarbaru, Polres Batola, Polda Kalsel, Polres Kabupaten Banjar, dan pemain pendukung lainnya.

(banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved