Berita Banjarmasin
Lebih 25 Kasus Ditemukan di Banjarmasin, Kadinkes : Patut Dicurigai Lonjakan Covid-19 Karena Omicron
Sudah 25 varian omicron ditemukan di Banjarmasin. Kadinkes mengatakan, lonjakan covid-19 sekarang patut dicurigai karena omicron
Penulis: Frans Rumbon | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Masifnya lonjakan Covid-19 di Banjarmasin yang terjadi dalam kurun waktu sekitar dua pekan ini diprediksi memang disebabkan telah berkembangnya varian Omicron.
Setelah sebelumnya mengumumkan sudah ada tiga yang dinyatakan Omicron, kali ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin mengatakan sudah ada puluhan kasus Omicron muncul di Kota Seribu Sungai.
Hal ini diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke Litbangkes Jakarta. Dan hal ini dibeberkan oleh PLT Kepala Dinkes Banjarmasin, Machli Riyadi.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yamg kita kirim ke Jakarta, sudah cukup banyak bahkan melebihi 25 kasus Omicron. Jadi kasus yang berkembang saat ini di Banjarmasin memang patut diduga sebagai varian Omicron. Apalagi dilihat berdasarkan analisa transmisi kurva yang terjadi penyebarannya sangat cepat," kata Machli, Kamis (17/2/2022).
Machli menambahkan bahwa penyebaran varian Omicron ini terbilang lebih cepat dibandingkan dengan varian Delta yang terjadi pada 2021 lalu.
Baca juga: Update Covid-19 Tanahbumbu: Kadinkes Sebut Belum Ada Kasus Omicron
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kalsel: Belum Alami Puncak Kasus Omicron
"Waktu Delta, untuk mencapai 2500 kasus aktif itu perlu sekitar tiga bulan. Sedangkan ini hanya dalam kurun waktu sekitar 12 hari saja sudah melebihi. Dan ini yang tertinggi dalam sejarah kasus Covid-19 di Banjarmasin," jelasnya.
Dijelaskan juga oleh Machli bahwa untuk kasus aktif per harinya mencapai ratusan dalam beberapa hari terakhir.
"Rata-rata kasus per hari 250 sampai 300 kasus per harinya. Dan kemarin ada 220 kasus. Tapi angka kesembuhan juga tinggi, dan untuk kasus kematian dalam seminggu ini kita terima ada enam dan belum dipastikan penyebabnya," katanya.
Meskipun angka kasus aktif sudah di atas 2500, namun Machli menerangkan sebagian besar memiliki gejala ringan atau hanya cukup menjalani isolasi mandiri (isoman) saja.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kalsel: Tempat Isolasi Dimaksimalkan untuk Hadapi Kasus Omicron
Tak heran karenanya juga Machli membeberkan bahwa keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) masih aman.
"BOR kita memang sedikit mengalami kenaikan yaitu menjadi 39 persen, tapi masih dalam batas aman. Kemudian stok oksigen serta obat-obatan kota masih aman juga," pungkasnya.(Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)
