Religi

Hukum Amalan Membaca Al Fatihah 41 Kali bagi Wanita yang Menstruasi, Begini Penjelasan Buya Yahya

Membaca surah Al Fatihah sebanyak 41 kali. Bagaimana hukumnya bagi perempuan menstruasi yang mengamalkannya, berikut penjelasan Buya Yahya.

Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
net
ilustrasi perempuan sedang menstruasi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Terdapat banyak amalan yang dapat dikerjakan umat muslim, lalu bagaimana dengan perempuan menstruasi.

Perempuan yang lagi menstruasi biasanya juga ada mempunyai amalan agar tetap mendapatkan pahala.

Perlu diperhatikan, amalan sunnah bagi perempuan menstruasi tersebut hendaknya dikerjakan setelah semua perintah wajib dari Allah telah ditunaikan.

Salah satunya amalan yang bukan amalan sunnah adalah membaca surah Al Fatihah sebanyak 41 kali.

Bagaimana hukum amalan tersebut? Apakah boleh dibaca bagi wanita yang sedang menstruasi?

Baca juga: UIN Antasari Banjarmasin Gelar Wisuda Sarjana ke-72 & Pascasarjana ke 42, Ini Jumlah Wisudawan

Baca juga: Paras Cepat Keriput Teratasi, dr Zaidul Akbar Beberkan Masker Wajah Alami dari 3 Bahan Ini

Buya Yahya menjelaskan, amalan-amalan sejenis itu bukan bersumber dari Rasulullah SAW atau hadist, namun sah-sah saja jika dilakukan.

"Kalau ada seorang guru mengatakan baca surat Al Baqarah dua kali, nggak ada masalah, yang nggak boleh adalah mengatakan Rasulullah menyuruhmu menisbatkan ke Nabi itu jadi haram," terang Buya Yahya dilansir dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Ditambahkannya, seorang guru atau Ustadz hanya mengatakan untuk melakukan sebuah amalan tertentu dan tidak mengatakan mengatakan bahwa amalan itu adalah perintah dari Nabi, menurut Buya Yahya hal tersebut sah untuk dikerjakan.

"Jadi amalan-amalan dari Kyai itu kalau sifatnya adalah ijtihadnya Kyai karena melihat santri malas ini. Enaknya dikasih amalan begini deh," ujar Buya Yahya.

Ini bertujuan untuk memberikan contoh berupa sebuah amalan agar santri yang telah mondok di sebuah pesantren semakin rajin.

Sebab adakalanya santri pulang ke rumah, dan tidak menutup kemungkinan lupa dengan doa maupun ajaran selama di pondok pesantren.

Sehingga dengan adanya amalan-amalan yang disuruh guru atau ustadz serta kyai di pondok pesantren, maka diyakini dapat terus mendidik santri agar tetap memperbanyak doa dan bacaan-bacaan yang diajarkan.

"Itu sebetulnya masalah tarbiyah saja, makanya dikasih amalan agar santri dapat mengamalkan ilmu dan doa yang diajarkan," kata Buya.

Buya Yahya menekankan, memberikan amalan semacam ini sah-sah saja asalkan tidak berdusta dengan menyebut nama Nabi.

"Kalau nyuruh punya amalan sah saja, mungkin guru itu seperti itu mendidik wali santri agar ikut juga prihatin, kalau bahasa Jawa Timurannya. Prihatin, ikut tirakat, ikut beribadah, ikut doakan," jelas Buya Yahya.

Buya Yahya memberikan penjelasan seputar amalan membaca Al Fatihah sebanyak 41 kali.
Buya Yahya memberikan penjelasan seputar amalan membaca Al Fatihah sebanyak 41 kali. (Al Bahjah TV)

Amalan-amalan yang mengajak kepada kebaikan tersebut niscaya akan mendapatkan berkah.

Amalan itu pula menunjukkan keseriusan hamba kepada Allah SWT, serta menjadi penolong anak dalam menuntut ilmu.

Lalu bagaimana jika sedang menstruasi apakah masih bisa melakukan amalan membaca Al Fatihah?

Buya Yahya menjelaskan, dalam mazhab Imam Syafii seorang wanita haid dilarang membaca Al Fatihah.

"Kalau Anda haid boleh saja Anda berhenti nanti setelah haid Anda baca lagi, sampai 40 hari. Jadi diputus karena waktu haid. Sah-sah saja yang demikian itu, karena itu amalan bukan kewajiban,” pungkasnya.

Baca juga: Tak Bisa Shalat dan Puasa, Wanita Haid Menurut Ustadz Adi Hidayat Tetap Dapat Pahala Ibadah

Bacaan Surah Al Fatihah dan Terjemahannya

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ - ١

Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ - ٢

Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ - ٣

Ar-raḥmānir-raḥīm

Artinya: Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ - ٤

Māliki yaumid-dīn

Artinya: Pemilik hari pembalasan.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ - ٥

Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn

Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ - ٦

Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ - ٧

Sirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn

Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved