Purun Bahan Anyaman Khas Kalsel

Sejarah Tikar Purun yang Memiliki Peran Penting dalam Kehidupan Masyarakat Kalsel

pada zaman dahulu ayaman purun digunakan sebagai bahan utama pembuatan tikar atau alas duduk.

Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Eka Dinayanti
bpost/dok
para pengrajin mulai kesulitan untuk mencari bahan baku purun hingga harus rela berburu ke pedalaman dengan menggunakan sampan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebelum dikembangkan menjadi kerajinan seperti tas, topi, pajangan, hingga kemasan makanan, pada zaman dahulu ayaman purun digunakan sebagai bahan utama pembuatan tikar atau alas duduk.

Namun selain itu tikar purun juga kerap digunakan sebagai alat pembungkus barang-barang yang diperdagangkan seperti tembakau, kapuk, kapas, gambir, garam dan lain-lain.

Lantaran bentuknya yang praktis dan mudah dibawa, tikar purun kerap dibawa bepergian untuk keperluan darurat seperti tempat tidur atau hanya alas duduk semata.

Baca juga: Purun Bahan Anyaman Khas Kalsel, Biasa Ditemukan di Rawa

Baca juga: Dicap Tumbuhan Gulma, Purun Menghasilkan Keuntungan hingga Gencar Dibudidayakan

Baca juga: Tanaman Purun yang Tumbuh di Rawa Kalsel Membantu Menjaga Keseimbangan Lahan Gambut

Terbuat dari bahan-bahan alami, purun memberikan sensai sejuk saat tersebtuh kulit hingga kini masih terus digemari.

Meski tingkap pembuatannya cukup rumit, tikar purun dibanderol dengan harga relatif terjangkau yakni mulai dari Rp 100 ribu tergantung ukurannya.

Daerah penghasil tikar purun di Kalimantan Selatan diantaranya adalah Martapura, Kandangan, dan Amuntai.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved