Religi

Daftar Amalan di Malam Nisfu Syaban Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat, Shalat Malam Hingga Dzikir

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan Allah memberikan perhatian khusus pada malam Nisfu Sya'ban.

Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
muslimobsession.com
Ilustrasi Berdoa dan Berdzikir di Malam Nisfu Syaban. 

Sebagaimana yang dilakukan dan dianjurkan Nabi Muhammad SAW, dengan membiasakan diri meningkatkan ibadah di bulan Sya'ban.

Apa rahasia dan makna bulan Sya'ban?

Ustadz Adi Hidayat menceritakan sebuah hikayat tentang awal mula bulan Sya'ban.

Sejak zaman Jahiliyah masyarakat Arab tempo dulu berusaha untuk membentuk kelompok-kelompok kecil yang menyebar ke se;uruh tempat di wilayah padang pasir untuk mencari sumber air.

Kemudian menyiapkan tempat-tempat tertentu, penampungan-penampungan air sebagai persiapan menuju bulan kesembilan yang terik dan panas membakar sehingga berpotensi menjadikan sumur-sumur air menjadi kering dan aktivitas juga menjadi terbatas.

Ustadz Adi Hidayat menuturkan, bulan kesembilan itulah saat panas terik memancar disebut dengan Ramadhan, masyarakat menyebut dengan Ramadhan dari kata Ramadha yang berarti terik panas membakar.

"Jika kita ingin jadikan bentuknya superlative, lebih meningkat lagi, lebih membakar lagi maka tambahkan Alif dan Nun di ujungnya, maka masyarakat menyebutnya dengan Ramadhan, bulan, masa, waktu yang sangat terik membakar yang sangat panas membakar," terang Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Karena itulah sebulan sebelumnya masyarakat tersebut kemudian membagi tugas per kelompok-kelompok.

Pengelompokan-pengelompokan untuk menyebar disebut dengan tasya'ub namanya, keadaannya disebut dengan Sya'ban.

"Maka di bulan Sya'ban bulan yang kedelapan, masyarakat itu bertugas berpencar mencari sumber-sumber air untuk ditampung dan dikumpulkan sebagai persiapan di bulan yang kesembilan yaitu bulan Ramadhan," urainya.

Di masa Islam, nama-nama bulan ini dipertahankan dalam perjalanan di tahun Hijriah dari mulai Al muharram atau Muharram sampai dengan bulan Dzulhijah, dari bulan pertama sampai dengan bulan yang kedua belas.

Menariknya pada bulan Sya'ban sampai dengan bulan Ramadhan ada pergantian kembali ada pelebaran dari makna yang dulu maknanya lebih kepada menunjukkan suasana, iklim, cuaca, yang panas membakar, yang terik luar biasa.

Ustadz Adi Hidayat menjabarkan, secara metafora makna itu dibawa dalam nilai-nilai syariat, nilai pendidikan spiritual, orang-orang yang saat Ramadhan mau meningkatkan amalnya, membangun ketaatan, meninggalkan maksiat, bertaubat kepada Allah.

"Maka Ramadhan akan memberikan panas terik membakar dosa-dosanya, menggugurkan kesalahan-kesalahannya, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan Taqarrub yang sangat indah sehingga berpeluang diterima amal, diberikan kemuliaan, dan mungkin juga bisa berpotensi wafat dalam keadaan khusnul khatimah dan kembali menjadi hamba yang sholeh," paparnya.

Untuk itu perlu persiapan, tidak semua orang yang sampai ke bulan Ramadhan boleh jadi mendapatkan peningkatan taqwa, dapat manfaat dari taubatnya, bisa terdorong untuk meningkatkan ketaatan, belum tentu kalau dia tidak sungguh-sungguh, kalau dia tidak serius.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved