Religi
Menggabung Puasa Nisfu Syaban 2022 dengan Ayyamul Bidh, Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Bagaimana puasa Ayyamul Bidh waktunya ada yang bersamaan dengan puasa sunnah lain, termasuk Nisfu Syaban. Simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Jadwal Puasa Ayyamul Bidh 2022 di hari ketiga bersamaan dengan Nisfu Syaban 1443 Hijriah.
Puasa Nisfu Syaban 2022 terjadwal di kalender Jumat 18 Maret 2022.
Sementara pada tanggal yang sama merupakan hari ketiga atau terakhir puasa Ayyamul Bidh bulan Syaban 1443 H.
Ayyamul Bidh merupakan puasa selama tiga hari setiap memasuki bulan Hijriah dilakukan 13, 14 dan 15 bulan hijriah.
Bagaimana pula bila puasa Ayyamul Bidh waktunya ada yang bersamaan dengan puasa sunnah lain, termasuk Nisfu Syaban maupun Senin Kamis?
Simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat terangkum dalam artikel berikut ini.
Baca juga: Bupati Achmad Fikry Inginkan Pengurus BKPRMI Kabupaten HSS Bisa Mencetak Generasi Qurani
Baca juga: Malam Nisfu Syaban di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Ini Imbauan kepada Jemaah
Niat menggabungkan dua puasa sunnah
Lantas bagaimana jika puasa Ayyamul Bidh juga berbarengan dengan hari puasa Senin Kamis?
Hal ini dijelaskan oleh ustaz Adi Hidayat dalam video yang diunggah Chanel Indo Singkat Official.
Ustadz Adi Hidayat menjawab pertanyaan terkait menggabungkan niat puasa Syawal dengan puasa Senin Kamis.
Ia menjelaskan jika ada ulama yang membolehkan untuk menggabungkan dua amalan menjadi satu.
Namun ada juga yang memisahkan (2 hal tersebut) lantaran satu niat untuk satu amalan.
"Tapi ingat, ketika Anda berpindah dari amalan yang lebih tinggi, maka amalan rendah itu akan ikut pahalannya. Misal amalan rendah itu yang setiap saat dilakukan, contoh Senin Kamis. Begitu Anda puasa Senin Kamis Anda mendapati puasa Syawal misalnya, berkaitan puasa Seninnya Anda niatkan Syawalnya, Seninnya otomatis dituliskan pahalanya. Karena Anda kebiasaan melakukan itu" jelas pria 36 tahun tersebut.
"Rumusnya pindahkan amalan yang rendah ke yang tinggi, begitu megerjakan yang tinggi di satu yang bersamaan, maka amalan yang biasanya yang rendah, sudah dituliskan pahalanya." tambahnya.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan jika cukup 1 niat untuk amalan yang dinilai lebih tinggi (yang lebih jarang dilakukan).