Berita HST

Siswanya Terus Berkurang,  Jumlah Murid di SMPN 7 HST Kini Hanya 11 Orang

Jumlah siswa di SMPN 7 HST Kalsel terus berkurang. Kini, hanya ada 11 orang

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/hanani
SMPN 7 Hulu Sungai Tengah (HST) yang kini minim siswa. Saat ini, hanya ada tersisa 11 orang siswa. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Berkurangnya jumlah siswa di sekolah umum di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalsel, tak hanya terjadi pada sekolah dasar (SD). Tapi juga di tingkat  Sekolah Menengah Pertama(SMP).

Informasi yang diperoleh ada dua sekolah yang kini minim siswa, yaitu SMPN 7 dan SMPN 10 yang dua-duanya di Kota Barabai.

Pantauan banjarmasinpost.co.id, di SMPN 7 HST yang dulunya diberi nama SMPN 4 Barabai tersebut Kamis (17/3/2022), suasana sepi terasa begitu memasuki gerbang sekolah di Jalan Pangeran Antasari.

Di halaman parkir terlihat hanya beberapa unit sepeda motor terlihat. Pukul 12.00 wita, para siswa masih belajar. Ada tiga ruang dari enam ruang kelas yang digunakan untuk belajar.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan di HST Kalsel Melambung, Pedagang Eceran Sebut Stok di Grosir Kosong

Baca juga: Disdukcapil HST Pangkas Birokrasi, Pasangan Menikah Langsung Dapatkan Dokumen Inilah Pendampingku

Untuk kelas VII, hanya ada tiga siswa, kelas VIII tiga siswa dan kelas IX lima siswa sehingga total siswa hanya 11 orang. Sedangkan jumlah pengajarnya, ada lima guru PNS termasuk salah satunya Kepala Sekolah. 

Selebihnya, tiga tenaga honor dan satu  Tata Usaha sekolah.

Kepsek SMPN 7 HST, Gusti Hadiyatusholeha yang ditemui di sekolah tersebut mengatakan, jumlah siswa berkurang sejak tiga tahun lalu.

Pada tahun ajaran baru Juli 2021 lalu, sekolah hanya mendapat tiga siswa baru.

“Saya sendiri dilantik jadi Kepsek di sini, Februari 2022, sebelumnya tidak ada Kepsek,”kata Sholeha yang sebelumnya Kepsek di SMPN 20 HST di Desa Rantau Bujur Kecamatan Labuanamas Utara.

Menurutnya, para guru sebelumnya sudah melakukan upaya eksis lagi. Antara lain aktif mendatangi sejumlah SD dan menyosialisasikan penerimaan siswa baru. Namun, belum bisa mencapai jumlah minimal siswa.

Menurutnya, ada berbagai faktor yang membuat sekolah umum kini kekurangan siswa. Antara lain banyaknya sekolah lain yang baru operasional, seperti SMPIT Al Khair, sejumlah Madrasah Tsanawiyah serta Madrasah Diniyah.

Baca juga: Layani 4.000 Lebih Guru se HST, Disdik Buka Layanan Unit Layanan Terpadu

“Para orangtua memilih sekolah dengan porsi pelajaran agama lebih banyak dengan alasan untuk bidang tersebut tak bisa mendidik sendiri. Selain itu, lamanya waktu belajar daring atau belajar jarak jauh, ditambah lagi fasilitas sekolah tak memadai pasca berkali-kali diterjang banjir,”kata Sholeha.

Terkait penambahan pelajaran agama Islam, kata Sholeha sudah dilakukan di kegiatan ekstra kurikluer. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved