Selebrita

Awal Puasa 1 Ramadhan 2022/1443 H Ditentukan Setelah Melihat Hilal, Begini Metode yang Diterapkan

Penentuan awal puasa 1 Ramadhan 2022 atau Ramadhan 1443 H ditentukan dengan cara melihat hilal. Simak pengertian dan cara melihat hilal.

Penulis: Mariana | Editor: Murhan
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi
Ka Kanwil Kemenag Kalsel saat memantau hilal di atas gedung Kantor Pusat Bank Kalsel. Sabtu (10/7/2021) sore. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penentuan awal puasa 1 Ramadhan 2022 atau Ramadhan 1443 H ditentukan dengan cara melihat hilal.

Nah, apa itu hilal? Simak pengertian dan cara melihat hilal disertai metode yang diterapkan.

Hilal umumnya ditetapkan untuk mengetahui awal bulan dalam penanggalan hijriyah.

Setiap menjelang awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, umat Islam selalu melontarkan pertanyaan mendasar berkaitan dengan penentuan awal bulan, yakni tentang hilal.

Baca juga: Link Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2022 Se-Indonesia, Muhammadiyah Sudah Tetapkan Ramadhan

Baca juga: Hukum Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan, Ustadz Abdul Somad Beberkan Pandangan Beberapa Mazhab

Pertanyaan tersebut biasanya seperti, apakah hilal sudah tampak, apakah hilal sudah bisa dilihat, dan lain sebagainya.

Adapun untuk Ramadan 1442 H ini, Kementerian Agama (Kemenag) akan menurunkan sejumlah pemantau hilal di 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia.

Pengertian Hilal

Dikutip dari jurnal Memahami Makna Hilal Menurut Tasir Al-Qur'an dan Sains oleh Qomarus Zaman, hilal muncul sebagai penentu perbedaan waktu dan ketetapan alat waktu guna menentukan kapan terjadinya waktu beribadah kepada Allah.

Sedangkan hilal itu sendiri menurut Imam Syaukani memiliki makna yaitu sebuah nama bulan yang muncul di setiap awal bulan dan akhir bulan.

Menurut Imam Ashmu’i, hilal merupakan bulan sabit yang berbentuk mulai tipis sampai menjadi bulan yang sempurna alias purnama.

Selain itu, hilal juga disebut mulai dari bulan sabit sampai bulan tersebut bisa menerangi alam langit dengan cahayanya sendiri secara total.

Dalam sebuah periwayatan diceritakan, bahwasannya Mu’adz bin Jabal dan Tsa’labah bin Ghanimah kedua-duanya berkata kepada Rasulullah:

“Ya Rasulullah, kami mengiyakan bahwasannya hilal itu sesungguhnya dimulai dari bulan yang sangat tipis sekali seperti benang dan muncul hanya beberapa menit saja."

"Kemudian dia akan sedikit demi sedikit membesar memenuhi sampai menjadi sama besarnya dengan bagian yang lainnya dan menjadi bulat keseluruhannya (Bulan purnama), kemudian akan kembali lagi seperti sediakala mengecil dan tipis seperti benang. Pergerakan pergantian bulan tidak akan terjadi hanya dengan satu kali keadaan.”

Dari banyak makna hilal menurut para mufasir dan fuqaha tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hilal adalah penampakan bulan muda (bulan sabit) setelah terjadi ijtimak yang terlihat pada awal bulan pada malam kesatu kedua dan ketiga yang diteriakan oleh orang yang melihatnya atau diberitahukan kepada orang yang tidak melihatnya sebagai pertanda awal bulan dimulai dalam sistem kalender.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved