Berita Kotabaru

Debit Air Baku Gunung Perak Berkurang, PDAM Kotabaru Lakukan Rekayasa Distribusi

Sumber air baku PDAM Kotabaru di beberapa lokasi mulai berdampak, diantaranya Dam Gunung Perak.

Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID/MAN HIDAYAT
Humas PDAM Kotabaru, Sarwani, di Embung Tirawan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Sumber air baku PDAM Kotabaru di beberapa lokasi mulai berdampak, diantaranya Dam Gunung Perak.

Debit air baku berkurang karena hampir sepekan hujan tidak turun, PDAM pun melakukan rekayasa distribusi.

Paling terdampak adalah Dam wilayah Gunung Perak. Debit air mengecil, PDAM terpaksa memberlakukan layanan distribusi  ke pelanggan secara bergilir.

Hal itu diungkapkan Humas PDAM Kotabaru Syarwani. Menurut dia, rekayasa distribusi ke pelanggan terutama di jalan Putri Jaleha dan wilayah lainnya sekitar layanan Dam Gunung Perak.

Baca juga: Perang-perangan dengan Senjata Mainan Berpeluru Gotri Masih Terjadi di Kotabaru, Polisi Lakukan Ini

Baca juga: Destinasi Favorit, Pengunjung Membludak di Siringlaut Kotabaru

Baca juga: Mudahkan Wisatawan Akses Informasi, Disparpora Bangun TIC di Area Siringlaut Kotabaru

"Dilakukan rekayasa distribusi sehingga pipa pelanggan teraliri," jelas Syarwani kepada banjarmasinpost.co.id melalui telepon genggamnya, Minggu (8/5/2022).

Ditambahkan dia, rekayasa layanan dari instalasi pengolahan air (IPA) Gunung Rely membantu suplai pelanggan di jalan Putri Jaleha dan wilayah sekitar layanan Dam Gunung Perak tidak begitu terdampak.

Masih belum cukup, dampak menurunnya debit air Dam Gunung Perak sehingga berpengaruh pada tekanan air ke pipa pelanggan. Selain diberlakukan rekayasa distribusi, pihak PDAM juga memberlakukan distribusi bergiliran.

"Alhamdulillah setelah distribusi bergilir, keluhan masyarakat kurang," terangnya.

Dengan debit air Dam Gunung Perak sedikit, diberlakukan bergiliran di wilayah terdampak agar distribusi air ke pelanggan bisa merata.

Diketahui krisis air di Kotabaru terjadi setiap jelang musim kemarau disebabkan kurangnya stok air baku. Sedangkan air baku  untuk kebutuhan air bersih hanya mengandalkan tadah hujan.

Selama ini untuk melayani kebutuhan air bersih pelanggan, Kotabaru hanya memiliki dua embung masing-masing kapasitas 250 ribu kubik. Tidak sebanding jumlah pelanggan terus bertambah.

Baca juga: Arus Balik Idulfitri 1443 H di Pelabuhan Feri Stagen-Tarjun Kotabaru Mulai Ramai Namun Tetap Lancar

Pemerintah Daerah pernah mewacanakan membangun pipanisasi dari Seratak, untuk membantu penambahan stok air baku embung Tirawan. Salah satu upaya menanggulangi krisis air bersih.

Sudah dua tahun wacana tersebut tidak terealisasi, hilang bak ditelan bumi. Krisis air bersih di Kotabaru masih menjadi ancaman.

(banjarmasinpost.co.id/helriansyah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved