Selebrita
Sebab Utama King Faaz Menolak Bertemu Galih Ginanjar Terkuak, Padahal Fairuz A Rafiq Tak Melarang
Putra Fairuz A Rafiq, King Faaz sampai kini masih menolak bertemu sang ayah kandung, Galih Ginanjar. Sebab utamanya diungkap istri Sonny Septian.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Putra Fairuz A Rafiq, King Faaz sampai kini masih menolak bertemu sang ayah kandung, Galih Ginanjar.
Rupanya, ada penyebab utama King Faaz menolak bertemu ayah kandungnya itu.
Padahal, Fairuz A Rafiq tak melarang Galih Ginanjar bertemu dengan King Faaz.
Bahkan, istri Sonny Septian itu mengaku tak pernah mempersulit Galih Ginanjar untuk berjumpa dengan putra sulungnya itu.
Baca juga: Penampakan 3 Bodyguard Rafathar, Tindakan Mereka Kala Jaga Putra Raffi Ahmad dan Nagita Tuai Sorotan
Baca juga: Tolak Ajakan Vicky Prasetyo, Maria Ozawa Kini Bakal Jadi Artis di Indonesia, Evelyn: Jadi Pelawak
Hanya saja, dia meminta Galih Ginanjar tak melebih-lebihkan momen pertemuannya dengan King Faaz.
"Lebih enak hidup tanpa di-publish. Dia tahu rumah aku enggak pindah dan dia tahu nomor handphone aku karena, kan, zaman dulu pengacara-pengacara dia pernah menghubungi aku zaman kasus itu," ucap Fairuz A Rafiq seperti dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Senin (9/5/2022).
Menurut Fairuz, sejak beberapa tahun lalu, Galih Ginanjar pun tak memiliki itikad baik untuk memperbaiki hubungan setelah menghina dirinya.
Galih juga disebut tidak ada usaha menghubungi dia ataupun untuk bertemu dengan buah hatinya.
Padahal, Galih Ginanjar juga pernah bertemu langsung dengan Sonny Septian.
"Faaz akan tumbuh besar. Faaz tahu bahwa aku enggak pernah melarang itu," kata dia.
Baca juga: Akhirnya Pemicu Gen Halilintar Tak Jenguk Ameena Dibongkar Atta Halilintar, Tak Terkait Aurel
Baca juga: Terkuak Hubungan Krisdayanti dengan Anak Raul Lemos dan Shechah Kini, Serupa Azriel-Aurel Hermansyah
Fairuz juga menegaskan tak melarang King Faaz untuk berjumpa dengan ayah biologisnya.
"Apa pun yang terjadi di luar sana mommy ikhlas. "Mommy ridho, kok, kalo seandainya abang itu mau ketemu pun enggak apa-apa'," sambung Fairuz.
Menurutnya, dengan sering waktu King Faaz pun akan mengetahui sosok ayah kandungnya.
Bocah laki-laki berusia 10 tahun itu pun akan memahami jika ayah dan ibunya memutuskan untuk berpisah.
Namun, Fairuz menyebut King Faaz belum siap untuk bertemu dengan sang ayah.
"Jujur anaknya belum siap. Aku enggak mau ngelukai perasaan dia. Awalnya aku enggak pernah ngasih tahu ya. Mau enggak mau aku harus cerita. Aku enggak pernah menceritakan hal negatif soal bapaknya," terang dia.
Tanpa diberikan banyak penjelasan, Fairuz mengatakan jika akhirnya King Faaz mengetahui perangai buruk sang papa.
Baca juga: Sutradara Bongkar Nasib Arya Saloka di Ikatan Cinta pada Ammar Zoni, Tak Kulik Soal Amanda Manopo
Baca juga: Satu Lagi Rahasia Ferry Irawan yang Dipegang Venna Melinda Akhirnya Terungkap, Imbas Ulah Vania
Hal itu membuat King Faaz pun enggan bertemu dengan ayahnya itu.
"Please, mommy abang enggak mau," kata Fairuz menirukan ucapan King Faaz.
Mengetahui anaknya belum ingin bertemu Galih Ginanjar, Fairuz pun idak ingin memaksakan King Faaz untuk bisa menerima sosok ayah kandungnya.
"Biarkan Faaz tumbuh besar. Normal tanpa ada gangguan. Aku pengen please biar Faaz tumbuh normal. Di saat besar nanti dia akan mencari," tegas Fairuz.
Sebelumnya, Fairuz mengatakan antara dia dan Galih Ginanjar tak lagi ada permasalahan meski beberapa waktu lalu pernah terjadi kasus penghinaan kepadanya.
"Kalau aku sebenarnya semua permasalahan yang pernah aku hadapi aku udah ikhlas menerimanya. Sudah memaafkan karena ingin hidup tenang," kata Fairuz.
Baca juga: Motif Asli Ayu Ting Ting Tetap Tinggal di Gang Terjawab, Andre Taulany dan Andhika Pratama Syok
Baca juga: Keadaan Caisar YKS Kini, Dulu Hijrah Lalu Tiga Kali Cerai Hingga Heboh Live 24 Jam Nonstop
Orangtua Cerai, Anak Jadi Korban? Kurangi Dampaknya dengan 9 Tips Ini
Orangtua yang bercerai diyakini mendatangkan luka psikis bagi anak-anak dalam rumah tangga tersebut.
Tentu, sulit bagi anak untuk memahami keputusan berpisah yang diambul orangtua mereka.
Lalu, bukan tidak mungkin anak-anak akan menganggap diri mereka yang bersalah dalam keadaan itu.
Anak memang kerap menjadi korban dari hubungan suami istri yang tidak harmonis. Tidak ada yang bisa mengingkari hal ini, tidak juga ada yang bisa menghindarinya.
Dampak kepada anak sudah menjadi konsekuensi sebuah keputusan cerai yang diambil orangtua.
Kendati demikian, orangtua masih bisa meminimalkan dampak buruk di hati buat hati mereka.
Simaklah sembilan langkah berikut.
1. Yakinkan anak bahwa dia selalu dicintai
Ketika salah satu orangtua tidak dapat memenuhi jadwal kunjungannya ke anak, anak sering menyalahkan diri sendiri.
Baca juga: Penampilan Nia Ramadhani Kini Bikin Chicco Jerikho Pangling, Marshanda: Hollywood Artist Ya Kak?
Mereka akan berpikir, andai saja mereka jadi anak yang lebih baik tentu perceraian orangtuanya tak terjadi.
”Hasilnya, kepercayaan diri si anak melorot," kata Edward Teyber, Profesor psikologi di California State University, San Bernadino, dan penulis buku Helping Children Cope With Divorce.
Dalam kondisi semacam ini, orangtua perlu terus meyakinkan anak bahwa dia dicintai sama seperti dulu.
Katakan kepada mereka, "ayah membatalkan janji padahal sangat ditunggu, itu salah. Tapi biar bagaimana pun ayah tetap sangat mencintaimu.”
2. Jangan tutupi situasi
Orangtua kadang bersikap tidak konsisten, dan anak bisa mengetahuinya.
Misalnya, orangtua tak bisa mengunjungi anak karena alasan flu. Namun di hari yang sama, orangtua bisa ke kantor dan menjalani rapat.
"Anda tak perlu membela, atau menutupi kondisi mantan Anda kepada anak."
“Biarkan anak mengekspersikan kekecewaannya kepada ayahnya (atau ibunya) karena ingkar janji,” kata terapis keluarga M. Gary Neuman.
Neuman adalah pencipta program terapi perceraian Sandcastles dan penulis buku Helping Your Kids Cope With Divorce the Sandcastles Way.
3. Miliki rencana cadangan
Orangtua yang tinggal bersama anak kadang harus siap dengan rencana cadangan bila pihak orangtua yang lain sering mengingkari janji pertemuan dengan anak.
Pergi menonton, berjalan-jalan ke mal, berenang, bersepeda bersama, berkemah di halaman, dan kegiatan lain yang disukai anak.
Putuskan berapa lama kalian akan menunggu ibu/ayahnya datang. Misalnya kalian akan menunggu selama 30 menit. Maka katakan begini ”kita akan menunggu ibumu/ayahmu selama 30 menit. Jika dia tidak datang, mari kita pergi menonton.”
Jika anak mengungkapkan kekecewaannya, dengarkan saja, tanpa perlu menghakimi pihak manapun.
4. Dorong anak untuk berbicara
Saat salah satu orangtua yang sudah berpisah mengecewakan anak, orangtua yang satunya dapat mendorong anak untuk bicara langsung.
Berbicara akan mengurangi rasa frustasi mereka. Jika anak belum siap untuk bicara langsung dengan ayah atau ibu yang mengecewakannya, tawarkan pilihan untuk menulis surat atau email.
5. Jadilah fleksibel
Jika Anda sebagai orangtua yang tidak lagi tinggal bersama anak, dan kebetulan berhalangan memenuhi jadwal pertemuan dengan si buah hati, tawarkan hari lain sebagai kompensasi.
Jika anak tidak setuju jadwal yang Anda tawarkan, tanyakan kepadanya hari apa yang dianggapnya paling baik untuk bertemu.
Setelah mendapat kesepakatan, mintalah persetujuan dari mantan Anda alias ayah atau ibu yang memegang hak asuh anak.
Penting bagi anak untuk tahu bahwa salah satu orangtuanya yang pergi meninggalkan rumah, menganggap pertemuan dengannya sebagai hal yang super penting.
6. Ciptakan dukungan lingkungan yang kuat
Bekerjasamalah dengan orang dewasa lain yang peduli dengan anak Anda dalam pengasuhan sehari-hari. Terutama, di saat suasana masih 'panas' dan anak masih terguncang.
Kehadiran mereka akan menambal peran orangtua yang 'hilang' dalam keseharian anak. Plus membantu Anda melewati masa duka.
7. Jangan bertengkar di depan anak
Penelitian membuktikan, anak yang melihat langsung pertengkaran orangtua akan lebih sulit beradaptasi dengan kondisi baru, dibanding anak yang orangtuanya yang tidak berkelahi di depan mereka.
8. Transisi dengan damai
Meski orangtua sudah menjaga agar anak tidak tahu konflik ayah dan ibunya, anak tetap bisa merasakan suasana kaku dan tegang di antara kedua orangtua.
Survei di Amerika Serikat menemukan, cukup banyak ayah-ayah yang bercerai akhirnya memutuskan untuk tidak menemui anaknya karena enggan bertemu mantan istri yang dianggap bersikap sinis.
Harusnya, setelah resmi bercerai, kedua orangtua sama-sama berusaha mendinginkan emosi.
Tidak perlu berteman baik jika memang tidak bisa, cukup bersikap rasional dan tenang ketika mantan datang ke rumah untuk menjemput anak kalian.
Jika suasana tak mudah diredakan, ada baiknya sang ayah menjemput anak di tempat netral seperti sekolah atau restoran. Sementara, ibu menunggu di mobil sampai anak pergi bersama ayahnya.
9. Ucapkan salam dengan senyum
Jangan tunjukkan muka masam saat anak pergi bersenang-senang dengan mantan.
Jika anak tahu kedua orangtuanya bermusuhan, dia akan bingung dan merasa bersalah karena melakukan yang seharusnya tak mereka lakukan.
Tersenyumlah ketika anak dijemput mantan Anda, ucapkan 'sampai bertemu lagi', tanpa cemberut atau air mata berderai-derai. Ini agar anak mendapat lingkungan yang stabil bersama kedua orangtuanya.
Lingkungan yang stabil sangat diperlukan untuk tumbuh kembang mereka.
Baca juga: Isyarat Celine Evangelista Segera Susul Stefan William dan Ria Andrews, Pamer Aset Hasil Tabungan
Baca juga: Bau Tubuh Tak Sedap Muncul Kala Olahraga, dr Zaidul Akbar Beberkan Solusi Lewat Cara Alami Ini
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul 'Lebih Enak Hidup Tanpa Dipublish' Fairuz Beri Izin Galih Ginanjar Bertemu King Faaz di Rumah