Religi

Doa Iftitah yang Benar Dijelaskan Buya Yahya, Begini Lafadznya Disertai Latin dan Terjemahan

Buya Yahya menjelaskan doa Iftitah yang benar berdasarkan riwayat hadist.

Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ENDRO
Ilustrasi seorang melaksanakan Shalat. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Selain bacaan wajib, dalam shalat juga terdapat bacaan yang hukumnya sunnah dilakukan, di antaranya doa Iftitah. Buya Yahya menjelaskan doa Iftitah yang benar berdasarkan riwayat hadist.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah mengungkapkan bacaan yang benar dari yang selama ini diperdebatkan dalam membaca doa Iftitah.

Doa Iftitah dibaca setelah Takbiratul Ihram dan sebelum Surah Al-Fatihah, hukumnya sunnah.

Ada beberapa jenis doa Iftitah yang diamalkan umat muslim, diperbolehkan memilih yang mana saja untuk dibaca.

Buya Yahya menjelaskan dalam mazhab Imam Syafii membaca doa Iftitah adalah sunnah.

Baca juga: Guys Tahukan Anda Ternyata Ini Manfaat Kentut Bagi Kesehatan, Salah Satunya Menandakan Usus Sehat

Baca juga: Tetap Cantik Meski Sudah Punya Anak, dr Reisa Broto Asmoro Sarankan Rutin Lakukan Perawatan Ini

Doa Iftitah 1

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allaahu akbar Kabiroo Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”

Doa Iftitah 2

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna khothooyay kamaa baa'adta baiynal masyriqi wal maghribi, Allahumma naqqinii minal khothooya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad dannasi, Allahummaghsil khothooyaya bilmaa i wats tsalji wal barodi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98).

Pada doa Iftitah 1 terjadi perbedaan pendapat mengenai kata Innii yang dibaca atau dihilangkan.

"Masalah 'innii' adalah khilaf memang kebanyakan riwayat hadist mengatakan tidak ada 'innii', tapi ada riwayat lemah mengatakan ada 'innii'. Permasalahannya jika ada seperti itu tidak perlu kita mendebatkan. Kalau Anda langsung pakai 'wajjahtu wajhiya' sah, kalau pakai tambahan 'innii' tidak ada yang mengatakan batal," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Buya Yahya.

ilustrasi umat muslim melaksanakan shalat.
ilustrasi umat muslim melaksanakan shalat. ((muslimvillage))
Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved